Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Daging Kurban di Masa Wabah PMK, Berikut Hal-hal yang Harus Diperhatikan

9 Juli 2022   20:23 Diperbarui: 9 Juli 2022   20:28 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PKK RW 07 Pondok Jaya, Jumat 8 Juli 2022, mengadakan kegiatan webinar "Penanganan Daging Kurban dan Pengolahannya di Masa Wabah PMK". Webinar diikuti ibu-ibu pengurus RT di RW 07 Pondok Jaya dan ibu-ibu warga Permata Depok, Kota Depok, Jawa Barat.

Webinar ini dianggap penting mengingat umat Islam merayakan Iduladha yang lekat dengan pelaksanaan ibadah kurban. Hewan yang biasa dikurbankan yaitu sapi, kerbau, domba, dan kambing.

Terlebih di saat ini Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tengah mewabah dan tidak sedikit menyerang hewan-hewan yang akan dikurbankan. Data terkini melaporkan sudah ada 20 Provinsi dan 227 Kabupaten/Kota tertular PMK.

Seperti apa penyakit PMK ini? Amankah daging kurban yang akan kita terima? Bagaimana penanganan daging kurban dan pengolahannya di masa wabah PMK ini?

Sebagai ibu, yang lekat dengan keseharian mengolah pangan untuk keluarga, dan ibu-ibu pengurus RT yang juga sebagian besar menjadi panitia hewan kurban, perlu pula dibekali ilmu bagaimana menyikapi wabah PMK ini. Agar kesehatan keluarga dan lingkungan terjaga.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Webinar dibuka oleh Ketua PKK RW 07 Pondok Jaya, Madya Harmeka, L, S.Pdi. Menghadirkan narasumber drh. Puji Hartini. Alumni Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada yang saat ini aktif di bidang Industri Obat Hewan dan salah satu dari pengurus yayasan SGI.

Disampaikan drh Puji Hartini, penanganan daging kurban dan pengolahannya di masa wabah PMK penting untuk dikuasai. Hal ini sejalan juga dengan Fatwa MUI No. 32 tahun 2022 Tentang Hukum dan Panduan Pelaksanaan Ibadah Qurban Saat Wabah PMK yang ditetapkan pada 31 Mei 2022.

Fatwa MUI tersebut menyebutkan mencegah peredaran PMK maka perlu dilakukan pembatasan pergerakan ternak dari daerah wabah PMK ke daerah lain. Akibat adanya pembatasan ini menyebabkan kurangnya stok hewan kurban.

Karena itu, melalui fatwa tersebut, diserukan umat Islam yang hendak berkurban dapat berkurban di daerah sentra ternak. Baik secara langsung maupun tidak langsung dengan mewakilkan (takwil) kepada orang lain.

Fatwa itu juga menginstruksikan untuk lebih mengedepankan prinsip hygiene, sanitasi, dan thoyib dalam penanganan PMK, pelaksanaan pemotongan hewan kurban, dan penanganan dagingnya. Termasuk karantina hewan di daerah wabah.

Ia juga menyampaikan, sejatinya Indonesia sudah dinyatakan sebagai negara bebas PMK oleh Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) sejak 1990 Indonesia. Setelah puluhan tahun, PMK kembali muncul sejak diumumkannya wabah PMK oleh Menteri Pertanian pada 9 Mei 2022 di empat kabupaten di Jawa timur.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Apa itu PMK?

PMK adalah penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular pada hewan berkuku genap/belah (cloven-hoofed). Nama lain penyakit ini antara lain aphthae epizootica (AE), foot and mouth disease (FMD).

Penyakit ini dapat menyebar dengan sangat cepat dan mampu melampaui batas negara serta dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat tinggi. Karena itu, perlu penanggulangan khusus untuk menghadapi wabah ini.

Gejala hewan terkena PMK

Gejala PMK pada domba dan kambing

  • Melepuh pada sekitar gusi, lidah, rongga mulut dan bibir
  • Keluar air liur berlebihan (hipervilasi)
  • Kematian pada hewan muda
  • Lesi kurang terlihat atau lesi pada kaki tidak terlihat

Gejala PMK pada sapi

  • Demam sampai 41 derajat dan menggigil
  • Tidak nafsu makan
  • Penurunan produksi susu yang drastis pada sapi perah 2-3 hari
  • Keluar air liur berlebihan dan berbusa di lantai kandang
  • Saliva terlihat menggantung
  • Hewan terlihat lemas
  • Kuku terluka dan lepas
  • Menggeratakan gigi, menggosokkan mulut dan suka menendang kaki
  • Memiliki komplikasi berupa erosi pada lidah
  • Penurunan produksi permanen
    Mengalami kematian pada hewan muda
  • Kehilangan berat badan secara permanen

Virus PMK menular ke manusia?

Penyakit PMK ini tidak ditularkan ke manusia atau dengan kata lain bukan penyakit zoonosis atau penyakit yang ditularkan melalui perantara hewan. Baik melalui kontak dengan hewan sakit atau makan daging atau minum susu. Itu artinya, virus PMK bukanlah risiko bagi kesehatan masyarakat.

Amankah konsumsi hewan terinfeksi PMK?

Aman, karena PMK tidak menular ke manusia. Bagian yang bisa dikonsumsi hewan ternak yang terkena PMK maupun hewan ternak yang sehat sama saja. Tidak ada bagian tertentu yang dilarang dikonsumsi.

Virus PMK bisa mati atau hilang jika daging sudah dimasak seperti direbus atau dipanaskan. Bahkan, virus bisa hilang usai daging dimasukan ke chiller (ruang yang terletak di bawah freezer dengan tingkat kedinginan berada di urutan kedua setelah refrigerator), lalu dimasukan ke dalam freezer di lemari pendingin.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Penanganan daging segar dan jeroan

  1. Jangan cuci daging jika tak langsung diolah
  2. Rebus sebelum dimasak. Rebus daging dan jeroan selama 30 menit di air mendidih sebelum diolah.
  3. Bekukan. Jika daging tak langsung dimasak, maka simpan daging bersama kemasan di chiller selama 24 jam kemudian simpan di freezer.
  4. Pilih jeroan yang sudah direbus
  5. Jika memilih jeroan mentah, rebus dulu selama 30 menit di air mendidih sebelum diolah atau disimpan di kulkas.
  6. Jangan buang sembarangan
    Jangan langsung buang kemasan daging sebelum direndam dengan deterjen atau cuka dapur untuk cegah penularan virus.

Mengapa daging dan susu harus dimasak saat wabah PMK?

Lebih ditujukan agar virus tidak mencemari lingkungan. Bukan untuk mencegah PMK menular ke manusia.

Jika ada cemaran virus PMK  (aktif atau hidup), maka virus akan mencemari lingkungan (air, rumput, tanah). Ini akan menular kepada hewan rentan lain.

Selain itu, dari aspek kesehatan, setiap kali makan makanan memang selalu diimbau untuk memasak makanan hingga matang. Hal ini agar terhindar dari kuman-kuman yang berbahaya bagi manusia. Bukan untuk menghindari penularan virus dari daging ke manusia.

Daging kurban harus segera didistribusikan

Mengingat kandungan darah dalam daging cukup banyak, maka daging kurban harus sesegera mungkin didistribusikan. 

Darah hewan rentan terhadap pertumbuhan bakteri. Itu sebabnya, darah menjadi media berkembangnya bakteri sehingga dapat membuat daging menjadi tidak segar dan cepat membusuk.

Waktu maksimal daging didiamkan di ruang terbuka adalah empat jam. Jadi, disarankan, ketika pengemasan daging sudah selesai langsung disalurkan. Jangan dibiarkan menumpuk dulu baru disalurkan.

Misalnya, selesai 1 ekor kambing dipotong-potong, ditimbang-timbang, masukkan ke dalam kemasan, lalu salurkan. 

Kalau menunggu hewan kurban semuanya selesai dipotong akan membuat daging yang bagian awal akan cepat membusuk. 

Demikian. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun