Saya sendiri sebagai pengguna setia kereta, yang saya naiki dari saya masih SD, jelas agak ribet.
Tidak terbayang saja, penumpang yang biasa berbelanja di Tanah Abang, harus membawa-bawa belanjaanya turun di Stasiun Manggarai, lalu ke peron atas untuk naik kereta tujuan Stasiun Bogor.
Atau, tidak terbayang juga bagaimana ribetnya pekerja yang tinggal di Bekasi harus transit di Stasiun Manggarai untuk ke kantornya di Gondangdia dan sekitarnya.
Bagaimana juga dengan lansia atau penumpang yang membawa anak-anak, yang harus berdesak-desakan.
Untuk transit saja itu membutuhkan waktu sekitar 15 - 30 menit. Mulai dari turun di Stasiun Manggarai, naik ke peron atas, antre, dan menunggu kereta tiba.
Misalnya saya nih, yang tinggal di Citayam, Depok, ada penugasan di sekitar Sudirman. Berarti, saya harus turun di Stasiun Sudirman.
Jika sebelumnya, saya naik kereta tujuan Tanah Abang, lalu tinggal turun di Stasiun Sudirman, sekarang tidak bisa lagi. Saya harus transit di Stasiun Manggarai lalu naik kereta tujuan Tanah Abang.
Kan ribet juga. Biasanya, jika saya ada penugasan mendadak, dengan naik kereta masih bisa terkejar, sekarang belum tentu. Saya harus menghitung waktu untuk mengejar waktu agar waktu tidak terbuang percuma.
"Ribet banget sih harus transit segala," keluh teman saya yang membaca status WA saya. Kawan saya ini tinggal di Bekasi. Kantornya di sekitar Medan Merdeka Selatan.
"Kalau dari Bekasi hanya melayani tujuan Tanah Abang berarti gue bisa turun di Stasiun Sudirman dong tanpa transit? Trus gue naik bus Transjakarta deh terus turun di halte BI," tanyanya lagi, yang saya jawab "bisa".