Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Halal Bihalal Fosil 88, Merajut "Kembalinya Kawan yang Hilang"

24 Mei 2022   15:42 Diperbarui: 24 Mei 2022   16:13 1369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ustadz Heri Pratomo (berpeci)

Setelah pandemi Covid-19 mereda dan pemerintah juga sudah membolehkan masyarakat berkumpul, Minggu, 22 Mei 2022, Fosil 88 atau Forum Silaturahmi SMPN 2 Depok angkatan 1988, mengadakan halal bihalal. 

Lokasinya di Jalan Nangka Raya no. 23, Depok 1. Tidak begitu jauh dari SMA Negeri 1 Depok.

Para alumni (kelas 3.1 sampai 3.11) antusias untuk bisa hadir dalam kegiatan halal bihalal ini. Meski tidak semua menghadiri, tetapi kehadiran ratusan teman putih biru seolah menjadi ajang temu kangen.

Panitia dan Pengurus Fosil 88 Dewi Indrianti, mengatakan, halal bihalal ini diadakan dalam rangka menjalin silaturahmi. Atau juga untuk kembali menyambung silaturahmi, menambah erat rasa persaudaraan dan bisa saling bermaafan.

"Alhamdulillah rencana ini mendapat respon yang positif dari teman-teman semua," katanya memberikan sambutan usai tilawah Alquran oleh Suhendra dan saritilawah oleh Tanti Lubis.

"Dengan halalbihalal ini diharapkan menjadi momen bagi teman-teman untuk lebih menjalin kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama alumni," katanya lagi.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Manfaat Silaturahmi

Dalam halal bihalal ini, Ustadz Heri Pratomo, SE.I, anggota Fosil 88 juga, menyampaikam tausyiah "Silaturahim, Makna dan Manfaatnya".

Disampaikan, kata silaturahmi atau silaturahim berasal dari dari dua kata yaitu shilat dan al-rahim atau al-rahmi. "Shilat" berarti sambungan atau menyambung atau menjalin atau menghubungkan. Sedangkan
"al-rahim" atau "al-rahmi" yang artinya rahim.

Jadi, silaturahmi berarti  yang erat hubungan kekeluargaan karena hubungan darah atau faktor satu rahim.

Silaturahmi juga memiliki makna mendalam dalam kehidupan Muslim, karena wajib bagi kita untuk menjaga tali persaudaraan baik saudara sedarah maupun kerabat jauh dan juga sahabat. Hubungan yang dijaga dengan teman sangat ditekankan dalam agama kita.

Dikatakan silaturahmi adalah bagian penting dalam berislam. Silaturahmi dianjurkan dalam Alquran. Ini adalah perintah Allah untuk menghubungkan persaudaraan yang terputus.

Ia mengutip surat An Nisa ayat 36, "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri"

Dalam surat Ali-Imron (3) ayat 103, Allah berfirman, "Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu,

sehingga dengan karuniaNya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk."

Dalam surat Al Hujurat (49) ayat 10, Allah SWT menegaskan, "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat."

Nabi Muhammad juga sangat menganjurkan umat Islam untuk menjaga hubungan kekeluargaan. Betapa penting kita menjaga tali silaturahim.

Sabdanya, "Sambunglah orang yang memutuskan (hubungan dengan)mu, berilah kepada orang yang tidak memberi kepadamu, dan berpalinglah dari orang yang berbuat zalim kepadamu." (HR Ahmad)

Dalam hadist yang lain, Rasul menyampaikan, "Tidak ada dosa yang Allah SWT lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturahmi." (HR Tirmidzi)

Dari Jubair bin Muth'im ra ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahim." (Muttafaqun 'alaih)

Islam menekankan umatnya untuk menjaga silaturahmi. Menjaganya akan mendapatkan pahala, dan meninggalkannya akan mendapat dosa.

Mengapa silaturahmi itu begitu penting Ternyata banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari menjaga silaturahmi.

Ustadz Heri Pratomo (berpeci)
Ustadz Heri Pratomo (berpeci)

Salah satu keutamaan yang dapat diraih bila kita terus menjalin silaturahim yakni didekatkan kepada surga dan dijauhkan dari panasnya api neraka.

Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada suatu dosa yang lebih pantas Allah ta'ala percepat siksaannya di dunia bagi pelakunya, selain apa yang Allah siapkan baginya di akhirat, daripada memutus kekerabatan."

Hal ini berarti sangat penting hubungan silaturahmi dilakukan. Itu sebabnya, umat Islam bisa kuat dan saling menyokong satu sama lain. Jika tidak maka akan bercerai berai.

Manfaat lainnya, dapat melapangkan rezeki dan dipanjangkan umur oleh Allah SWT. Saking pentingnya silaturahmi, Rasulullah menekankan keutamaannya. 

Rasul bersabda, "Barangsiapa yang senang diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi." (HR. Bukhari - Muslim)

Selain itu, dengan bersilaturahmi dapat memperat tali persaudaraan. Ketegangan atau permasalahan antara keluarga pun bisa segera terselesaikan.

Bahkan, silaturahmi juga ditujukan bagi orang yang punya hubungan kurang baik dengan kerabatnya dan kemudian ia hendak memperbaiki.

Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Orang yang menyambung silaturrahmi bukanlah yang memenuhi (kebutuhan), melainkan orang yang menyambung hubungannya kembali ketika tali silaturrahmi itu sempat terputus." (HR. Bukhari)

Faktanya, menjalin silaturahmi membawa hikmah dalam kehidupan. Bagaimana pun manusia adalah makhluk sosial, yang di manapun dan kapanpun membutuhkan manusia lainnya untuk bisa saling membantu, saling menolong, mendukung, bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup di dunia.

Manfaat silaturahmi berkaitan erat dengan kesehatan mental. Dapat meningkatkan perasaan bahagia dan mengurangi rasa depresi.

Karena itu, salah satu cara terbaik meningkatkan mood adalah berkomunikasi dengan orang-orang terdekat. Bercanda, saling bertanya kabar, dan bertukar cerita bisa meningkatkan mood.

Dengan demikian, dapat menghadirkan kembali rasa bahagia dan perasaan positif. Melihat begitu utamanya menjaga silaturahmu, penting untuk kita lakukan.

Tidak hanya ke saudara dan sanak keluarga saja, tapi juga ke para sahabat, teman, hingga orang-orang yang lama tak dijumpai.

Setelah tausyiah, dilanjutkan dengan pembacaan doa bagi rekan-rekan Fosil 88 yang sudah meninggal dunia. Kemudian dilanjutkan dengan agenda pemilihan Ketua Fosil 88, doorprize dan ramah tamah.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Kesan dan Pesan

Seorang kawan menyampaikan kesannya. Saat diri kita merasa seperti gelas yang penuh, maka bayangkanlah seperti gelas yang lebih besar lagi. Sehingga masih dapat banyak menampung sesuatu dengan ikhlas. Pastinya ada bahagia di sana.

Kata bahagia dalam hidup ini tidak hanya milik dia yang hebat dalam segalanya, namun dia yang mampu temukan hal sederhana dalam hidupnya dan tetap bersyukur.

Adanya persahabatan persaudaraan bukanlah tentang siapa yang dikenal paling lama. Tapi tentang dia yang datang ke kehidupan kita dan berkata, "Aku di sini untukmu," lalu mengajak menuju jalan kebaikan, jalan kebenaran yang diridhai Allah

Kita tidak memiliki apapun dan tidak dimiliki siapapun, selain milik Allah, dan rasakan selalu kehadiran Allah dekat dalam hidup kita agar kita selamat

Selamat bersyukur atas hidup kita hari ini.
Semoga sahabat Fosil 88 semua lancar dan Allah senantiasa memberikan kesehatan dan keberkahan.

Kawan yang lain mengatakan, ketika ada kesempatan pergilah bersama teman-teman. Berkumpul-kumpul, bukan sekadar makan, minum dan bersenang, tetapi ingat, waktu hidup kita semakin singkat. Maka dari itu, bangunkanlah persaudaraan.

Mungkin lain waktu kita tidak akan bertemu lagi. Mungkin lain waktu kita sudah semakin susah untuk berjalan. Umur itu seperti es batu, dipakai atau tidak, akan tetap mencair dan berakhir.

Begitu juga dengan umur kita. Digunakan atau tidak digunakan, umur kita akan tetap berkurang,  dan akhirnya kembali ke hadirat Tuhan.

Kita akan menjadi tua, sakit, dan meninggal. Jalani hidup ini dengan ceria, sabar dan santai. Jangan suka mau menang sendiri,  sementara orang lain selalu salah. Jangan buang sahabat cuma karena tak sepakat.

Satu keburukan teman, bukan berarti hilang sembilan kebaikannya. Perbanyaklah waktu untuk berkumpul dengan teman-teman dan saudara-saudara kita.

Siapa tahu mereka nanti akan menjadi penolong kita di akhirat kelak. Teruslah bersahabat sampai Tuhan berkata waktunya pulang.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Setelah 30 tahun tidak bertemu

Sudah 2 tahun ini Fosil 88 tidak mengadakan halal bihalal pandemi. Terakhir itu, pada 2019, sebelum Covid-19 mewabah. 

Jadi, kami cukup antusias hadir di momen halal bihalal ini. Apalagi banyak juga anggota Fosil 88 yang puluhan tahun tidak saling berjumpa.

Di moment ini banyak dari kami kembali bertemu dengan kawan yang telah lama tidak bersua. Termasuk saya yang berjumpa dengan teman sebangku saat kelas 1.

Kami pun berpelukan. Ya senang dong. Happy. Setelah 30 tahun tidak bersua akhirnya diberi kesempatan juga berjumpa. Kami tidak menduga bakal bertemu di sini. Kami pun berfoto dan mengobrol bercerita masa-masa SMP kita, penuh nostalgia dan indah.

Dulu, waktu kelas 1 SMP, kami duduk sebangku. Entah bagaimana ceritanya kami bisa ditempatkan di bangku yang sama. Apakah karena intervensi wali kelas atau keinginan kami?

Meski kami berbeda agama dan berbeda suku bangsa, kami cukup dekat. Ya iyalah, namanya juga teman sebangku. Masa iya jauh-jauhan?

Kelas 2 dan kelas 3 kami beda kelas. Namun, saya masih sering beranjang ke kelas sana ke kelas sini. Mengobrol dan tertawa bersama hahaha hihihi.

Selepas SMP kami kehilangan kontak. Kami saling tidak tahu kami melanjutkan ke SMA mana. Hingga bertahun-tahun kemudian saya kehilangan komunikasi dengannya.

Lima tahun lalu ketika SMPN 2 Depok angkatan 1988 reuni, saya tidak mendapati kawan saya ini ada di antara teman-teman yang lain. Mungkin dia tidak tinggal di Depok lagi.

Dan, taraaa... setelah 30 tahun lebih, akhirnya kami dipertemukan. Saya tidak menduga "kembalinya kawan saya yang hilang" ada di acara halal bihalal ini.

Menurut saya, bagus juga kegiatan halal bihalal ini. Halal bihalal rasa reuni. Meski kegiatan ini bertujuan untuk saling bermaafan setelah berpuasa Ramadan dan Idulfitri, juga menjadi media mempertemukan dengan teman yang sudah sekian lama tidak berjumpa.

Demikian. Wallahu'alam bisshowab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun