Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

LPKA Kelas 1 Tangerang yang Humanis

18 April 2022   14:58 Diperbarui: 18 April 2022   15:11 1558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
LPKA kelas 1 Tangerang tampak dari depan (dokumen pribadi)

LPKA kelas 1 Tangerang tampak dari depan (dokumen pribadi)
LPKA kelas 1 Tangerang tampak dari depan (dokumen pribadi)

Kasihan juga ya. Sekian lama tidak bertemu, eh perjumpaan hanya melalui video call. Jelas, rindu yang amat menyesakkan dada. Saya bisa pastikan "pertemuan" itu juga penuh keharuan.

Ok, setelah dipastikan tamu atau pengunjung negatif Covid-19, kami pun dipersilakan masuk. Tapi ada syaratnya. Pengunjung harus menitipkan handphonenya kepada petugas. 

Entah, maksudnya apa? Mungkin khawatir hp tersebut "diselundupkan" ke anak sehingga orang tua leluasa memantau kondisi anak? 

Bagaimana dengan saya? Karena saya melakukan tugas profesi saya, maka diperkenankan untuk membawa handphone. Syukurlah. Kalau hp ditahan, bagaimana saya bisa mengabadikan suasana LPKA ini?

Di bagian depan, di area "skrining" itu, saya perhatikan, berderet loker andik pas (anak didik pemasyarakatan). Berikut nama-namanya. Dugaan saya, barang-barang titipan keluarga disimpan di situ. Nanti oleh petugas baru diserahkan.

Ada juga white board bertuliskan berbagai informasi di LPKA. Nama petugas, jadwal piket. Saya perhatikan, di situ tertulis ada 64 andik pas di sini. Alhamdulillah masih "sedikit" dibandingkan Lapas orang dewasa.

Seingat saya, sepertinya saya belum pernah berkunjung ke lapas anak. Entah kalau belasan tahun berlalu. Lupa saya. 

Itu sebabnya, ketika saya menjejakkan kaki di dalam area LPKA, bayangan seram penjara tidak saya dapatkan. Penjaga garang, kawat berduri, gersang, tidak saya temukan.

Benaran, tidak ada seram-seramnya. Saya seperti memasuki lembaga pendidikan sekolah. Saat menyusuri koridor, saya temui beberapa andik pas yang memakai seragam sekolah yang tengah usai mengikuti pembelajaran. 

Di LPKA andik juga sekolah, dari tingkat SD, SMP, SMK (dokumen pribadi)
Di LPKA andik juga sekolah, dari tingkat SD, SMP, SMK (dokumen pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun