Ini ceritanya bubur Manado buatan saya. Dibilang "ceritanya" karena memang tidak seperti the real bubur Manado, makanan khas orang Manado. Pasti bedalah kalau orang Manado yang bikin.
Bubur Manado ini jadi hidangan sahur tadi di puasa hari ke-15, Minggu, 17 April 2022. Tiba-tiba saja ingin makan bubur Manado. Sepertinya, saya sudah lama juga tidak makan bubur Manado. Salah satu bubur kesukaan saya.
Tadinya mau masak tumis kangkung dan orek tempe. Simpel dan tidak butuh waktu lama. Tapi itu mah sudah biasa. Bukan hal baru. Sudah sering malah. Apalagi, sayur kangkung kesukaan anak-anak.
Tapi jadi berubah begitu saja. Sepertinya enak nih bikin bubur Manado. Kebetulan ada nasi sisa semalam, bahan-bahan yang lain juga ada:
400 gram nasi
1 buah jagung, dipipil,
100 gram kacang merah,
100 gram ubi ungu
1 ikat kangkung
50 gram ikan teri
Daun kemanggi secukupnya
3 siung bawang putih
2 siung bawang merah
1 batang sereh, geprek
1 ruas lengkuas
Asam jawa secukupnya
Garam secukupnya
Penyedap rasa secukupnya
Biji pala secukupnya
Ya sudah, saya lantas mengolahnya. Nasi, jagung pipil, ubi ungu, kacang merah, saya satukan dalam panci. Lalu direbus sampai nasi hancur.
Kemudian tumis batang sereh, bawang merah, bawang putih, lengkuas, sedikit biji pala, yang sudah diulek. Lalu masukkan ke panci olahan bubur. Aduk-aduk deh. Tambahkan sedikit penyedap rasa, cicipi.
Kalau sudah matang, matikan kompor. Masukkan kangkung yang sudah disiangi dan dicuci. Masukkan juga daun kemanggi. Aduk-aduk. Sudah. Selesai.
Lalu saya bikin orek-orek tempe. Bahannya, 1 papan tempe ukuran sedang dipotong-potong kecil yang kemudian digoreng. 2 siung bawang merah, 2 siung bawang putih, 1 ruas lengkuas, diulek, lalu tumis. Masukkan tempe, aduk-aduk, masukkan 1 Â bungkus kecap ukuran kecil.
Selesai, lanjut bikin sambal terasi. Untuk bahannya, 5 cabai rawit, 5 cabai merah, 3 siung bawang putih, 2 siung bawang merah, 1 potong terasi, 2 buah tomat ukuran sedang. Semuanya digoreng, lalu diulek.
Terakhir, saya goreng ikan teri. Tuntas sudah. Siap dihidangkan. Kalau ditotal-total butuh waktu sekitar 30 - 45 menit.
Saya bangunkan suami dan anak-anak. Jam 4 kami sahur.
"Daddy, cobain bubur Manado. Ceritanya bubur Manado," kata saya pada suami.
Suami lantas menuangkan bubur Menado ke piring. Katanya sih enak.Â
"Lebih enak lagi kalau pakai ikan teri dan sambal," kata saya seraya menyodorkan ikan teri dan sambal terasi.
"Enak nih Bun, isinya apa aja?" tanya suami, yang saya jawab jagung pipil, ubi ungu, kacang merah, kangkung.
"Ini yang bikin enak apa ya? Apa karena Daddy lapar?" tanyanya serasa menuangkan kembali bubur Manado ke piring. Sepiring tadi sudah habis.
"Daun kemangginya yang bikin tambah enak," jawab saya.
Anak-anak saya juga bilang enak. Terutama anak pertama dan anak kedua saya. Mereka mah selalu bilang enak bubur apa saja yang saya bikin.
"Bubur bikinan Bunda mah apa aja enak," begitu katanya.Â
Menurut saya, kandungan bubur Manado ini cukup bergizilah untuk menjadi santapan sahur. Cukup kenyang hingga menjelang Maghrib. Karbohidrat, protein, mineral, vitamin, semua lengkap.Â
Sebagaimana disampaikan Prof. Ahmad Sulaeman, Ph.D dari Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB), hidangan yang di daerah asalnya dikenal dengan nama Tinutuan, ini termasuk golongan makanan sehat dan bergizi.Â
"Sayur-sayuran di dalamnya seperti kita tahu mengandung serat tinggi, kaya akan antioksidan. Serat tinggi bisa memperlancar pencernaan dan baik untuk sistem cerna," ujarnya seperti yang saya kutip di sini.
Dalam semangkok bubur Manado terdapat bahan makanan yang penting bagi kesehatan. Yaitu, Beta Karoten dan Lycophene dalam sayuran. Keduanya bisa menjadi antioksidan sehingga dapat membantu kulit lebih halus.
"Antioksidan tersebut juga baik untuk penglihatan, di antaranya membantu mencegah masalah penglihatan seperti mata buram dan katarak," tambahnya.
Ia juga menyebutkan fitokimia dalam kemangi bisa membantu mengurangi keluhan nyeri menjelang menstruasi.
Kandungan kalori dalam Bubur Manado memenuhi kebutuhan asupan energi pada pagi hari yaitu 250 kalori sampai 300 kalori.
Belum lagi kandungan gizi yang terdapat pada tempe dan ikan teri. Pokoknya mah nikmatlah.
Nah, bergizi dan sehat, bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H