Wajar, peristiwa ini sendiri menjadi trending topic dan menjadi heboh dunia secara nama Ade Armando adalah nama yang tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.
Pertanyaannya, buat apa Ade Armando di situ? Apakah itu bukan berarti kehadirannya bisa memantik api dalam sekam? Sekali terpecik api, seketika terbakar.
Bukan rahasia lagi jika Armando banyak "dimusuhi" masyarakat. Bukan saja karena dia buzzer istana, tetapi juga pernyataan-pernyataan yang ia lontarkan. Yang kerap berisi hujatan, ujaran kebencian, mengadu domba, serta penistaan kepada ulama dan agama Islam.
Namun, ketika orang lain melakukan hal serupa bisa diproses secara hukum, nah Ade Armando seolah-olah seperti sosok yang dilindungi, sosok yang kebal hukum. Tidak terjamah. Hingga sekarang. Sehingga memunculkan kegeraman di masyarakat.
Jadi, kehadiran Ade Armando di tengah aksi mahasiswa dengan segala atributnya itu, menjadi pertanyaan, buat apa? Apakah dengan mengaku setuju dengan tuntutan mahasiswa akan dengan serta merta massa akan mempercayainya?
Sebagai dosen ilmu komunikasi, harusnya ia paham menguasai massa tidak cukup dengan kepandaian berkomunikasi. Tetapi juga harus dibekali dengan ilmu psikologi massa. Nah, ilmu psikologi massa ini sepertinya yang belum atau tidak dikuasainya.
Ya kan lucu saja, Ade Armando yang banyak dibenci orang itu, tiba-tiba nongol di tengah massa. Apa tidak memancing keributan?
Jadi, peristiwa Ade Armando itu banyak yang menilai hanyalah skenario. Bagian dari "drakor". Bukan drama Korea melainkan drama kotor.
Yang namanya drama tentu saja ada sutradaranya. Pertanyaannya, siapa? Siapa lagi kalau bukan para penjarah demokrasi dan penyandang dana yang memang sengaja untuk mengacaukan aksi demonstrasi ini.
Banyak dugaan, Ade Armando memang sengaja ditumbalkan dan sengaja dikorbankan oleh sang sutradara. Siapa? Ya siapa lagi kalau bukan para pengecut yang tidak berani berhadapan langsung dengan mahasiswa. Yang tidak siap berargumentasi. Yang takut ketahuan topengnya.
Selain sutradara, tentu saja ada aktor utama dan pemain figuran. Siapa? Ya, penyusup-penyusup yang ditugaskan untuk menunggangi aksi demonstrasi mahasiswa. Menunggangi dinamika demokrasi. Tentu saja ia mendapatkan bayaran.