Menurutnya, penurunan ini tentu saja memberi manfaat yang sangat banyak. Dalam proses inflamasi atau peradangan salah satu hormon yang mengalami gangguan adalah insulin karena sensitifitasnya berkurang.Â
"Nah pada saat kita berpuasa sensitifitas hormon insulin biasanya akan membaik sejalan dengan menurunnya kadar gula darah, karena hormon insulin ditriger oleh hadirnya glukose di dalam darah," urainya.Â
Ia melanjutkan, dengan menurunnya kadar gula darah yang disertai menurunnya kadar insulin, maka tubuh akan dipaksa menggunakan sumber energi lain yang sebenarnya banyak sekali tersimpan di dalam tubuh kita.Â
"Jadi, seperti ada pergeseran penggunaan sumber energi dari glukose ke penggunaan sumber energi asam lemak dari sel-sel lemak sehingga kadarnya akan berkurang," paparnya.Â
Dengan adanya pergantian seperti ini, maka tubuh kita seolah-olah sedang melakukan pembersihan. Itu artinya, dengan berpuasa, Â tubuh kita akan membongkar dan memakai cadangan-cadangan lemak yang setiap hari selalu menumpuk.Â
"Jadi, dari sinilah kita dapat memahami puasa sebagai detoksifikasi. Puasa adalah cara detoksifikasi terbaik, murah dan mudah," tandasnya.Â
Banyak sekali manfaat puasa. Yang menjadi pertanyaan, apakah semua manfaat puasa akan kita peroleh pada akhir Ramadhan? Itu semua tergantung apakah kita melakukan pola konsumsi yang tepat atau salah pada saat berbuka maupun sahur.Â
Karena itu, dr. Wita menyampaikan beberapa pola atau tips konsumsi saat puasa, antara lain:
- Perhatikan asupan zat gizi saat berpuasa
- Pilih karbohidrat kompleks dan kombinasikan dengan protein dan lemak baik untuk takjil.
- Hindari atau kurangi penggunaan gula sebagai takjil.
- Pilih buah potong bukan jus buah, sebab buah fresh lebih baik daripada yang sudah diolah.
- Perhatikan asupan protein dan serat saat sahur.
- Kurangi metode menggoreng dan penggunaan santan.
- Tetap beraktifitas dan jangan banyak berbaring atau duduk.
- Cukup tidur.
- Perhatikan asupan cairan.
- Kurangi garam.
Sekali lagi, dr. Wita menegaskan, puasa memberikan manfaat metabolik yang baik bagi tubuh. Ini akan memengaruhi keseluruhan status kesehatan termasuk fungsi kekebalan tubuh kita.Â
Ia mengingatkan, manfaat metabolik puasa dapat dirusak oleh pola konsumsi yang salah. Karena itu, pengaturan pola konsumsi yang memerhatikan faktor resiko terhadap inflamasi dan jumlah asupan energi akan menjaga manfaat puasa bagi kesehatan.Â