Jadi, puasa adalah gaya hidup yang memberi banyak manfaat kesehatan. Bahkan, hewan sekalipun dalam keadaan terluka atau sakit biasanya akan memilih untuk berpuasa sebagai bagian dari upaya penyembuhannya.Â
"Hewan yang sakit ini bukan makan banyak tapi memilih berpuasa. Karena itu, bukan tempatnya lagi kita meragukan manfaat puasa," tambah dr. Wita yang juga berpraktek di RS. Bunda Margonda Depok.
Pada 2016, Yoshinori Ohsumi, ilmuwan biologi dari Jepang berusia 71 tahun, mendapatkan hadiah Nobel Kesehatan. Ia dinilai menjadi pionir dalam temuan mekanisme autofagi.Â
"Autofagi adalah proses pemeliharaan dalam tubuh untuk mengidentifikasi dan membuang bagian sel rusak. Suatu mekanisme pembersihan diri yang terjadi ketika tubuh dilatih untuk puasa selama kurun waktu tertentu," jelasnya.
Mekanisme ini memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan. Karena penemuan tersebut, orang-orang ramai membicarakan mengenai aotofagi ini.
"Kalau kita pernah membaca topik intemittent fasting maka kita akan banyak sekali menyaksikan penelitian yang menunjukkan hasil yang baik dari intermittent fasting ini," jelasnya.Â
Jadi, menurutnya, puasa adalah bagian dari autofagi ini. Puasa begitu diterima oleh semua orang. Karena itu, Â kembali lagi ia tegaskan, tidak pada tempatnya kita meragukan manfaat puasa.Â
Bahwa puasa Ramadhan merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari puasa umat-umat terdahulu, sebagaimana yang tercantum pada QS. Al-Baqarah Ayat 183.Â
Dalam konteks puasa, yang berarti tidak adanya makanan yang masuk ke dalam tubuh atau energi intake atau kalori, ada beberapa prameter yang mengalami perubahan.Â
Salah satu parameter yang sangat jelas terjadi perubahan adalah menurunnya kadar gula darah yang disertai menurunnya kadar horman insulin di dalam tubuh kita.Â