"Bagaimana bisa begitu?" Pasti banyak yang protes, tentunya.
Terlebih di jam-jam sibuk. Terutama saat berangkat atau pulang kerja. Tidak bisa dong dilarang-larang. Apalagi semakin ke sini, lama-lama penumpang semakin bertambah.
Jadi, tidak mungkin juga dibatasi kan? Apalagi KRL adalah transportasi publik yang banyak peminatnya. Transportasi yang murah dan cepat.Â
Menurut kawan saya sih, yang juga sering menggunakan KRL, selama KRL terlalu penuh, ia akan menunggu KRL selanjutnya. Jika tidak terlalu penuh, ya naik saja.Â
Kita memang waspada, tapi tidak perlu juga terlalu khwatir berlebihan. Terlebih sudah 2 tahun kita menghadapi Covid-19, tubuh kita pastinya sudah mulai beradaptasi.Â
Ya tidak mungkin juga kan terus-terusan dibatasi? Terpenting, kita tetap menerapkan protokol kesehatan minimal memakai masker yang baik dan benar, juga sering mencuci tangan pakai sabun di air yang mengalir atau menggunakan hand sanitizer.
KAI Commuter memang kembali menerapkan kebijakan batasan kapasitas penumpang kereta rel listrik (KRL) menjadi 60 persen. Bukan 100 persen sebagaimana informasi yang beredar.
Kemarin itu, Senin, 14 Maret 2022, adalah pekan pertama pengguna KRL beradaptasi dengan pemberlakuan kapasitas kuota pengguna sebanyak 60 persen.
"Kapasitas pengguna yang menurut aturan terbaru adalah maksimum 60 persen, jumlah pengguna tetap dibatasi," kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba, dikutip kompas.com, Senin 14 Maret 2022.
Dikatakannya, sejak diberlakukannya aturan baru sesuai SE Kemenhub nomor 25 tahun 2022 pada 9 Maret, ternyata volume pengguna KRL sedikit meningkat.
Pihak KAI Commuter sudah kembali menempelkan stiker jaga jarak di tempat duduk, jendela, maupun lantai kereta, setelah sebelumnya dicabut.