Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak

18 Februari 2022   21:23 Diperbarui: 19 Februari 2022   15:52 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak saya mengamati karya seniman "Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak" (dokpri)

Untuk bisa berkunjung ke pameran ini, harus daftar online sehari sebelumnya. Free alias tidak dipungut biaya. Buka dari jam 8 pagi hingga jam 8 malam. Begitu penjelasan petugas keamanan.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Kami belum mendaftar. Masa pulang tanpa hasil lagi? Lalu saya tunjukkan kartu identitas  saya sebagai pekerja lapangan. Setelah dikomunikasikan dengan pihak penanggung jawab, kami pun dipersilakan masuk.

Alhamdulillah. Tentu saja harus ke bagian pendaftaran dulu untuk mencatat nama kami. Karena ada 2 pameran yang kami kunjungi, lengan kiri kami pun ditempeli label hijau dan kuning. Tanpa label ini pengunjung tidak bisa masuk.

Ternyata pameran "Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak" dibuka sejak 28 Januari. Diadakan oleh Galeri Nasional Indonesia dan Goethe-Institut Indonesien. Menghadirkan karya koleksi Galeri Nasional Indonesia dalam balutan narasi.

Pameran ini bagian dari Collecting Entanglements and Embodied Histories, proyek dialog kuratorial jangka panjang yang diprakarsai oleh Goethe-Institut.  

Bekerja sama dengan empat institusi penting di Thailand, Singapura, Jerman, dan Indonesia -- MAIIAM Contemporary Art Museum, Singapore Art Museum, Hamburger Bahnhof (bagian dari Nationalgalerie -- Staatliche Museen zu Berlin di Jerman), dan Galeri Nasional Indonesia.

Jadi, pameran ini juga diadakan di Thailand, Singapura, dan Jerman. Menampilkan koleksi karya dari keempat institusi tersebut.

Setiap pameran memiliki narasi kuratorial yang berbeda. Ada Anna-Catharina Gebbers (Jerman), Gridthiya Gaweewong (Thailand), June Yap (Singapura), dan tentu saja Grace Samboh (Indonesia) -- kurator Pameran "Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak" ini.

Pameran "Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak" ini benar-benar bertutur atau bernarasi. Bagi yang bukan pecinta seni, mungkin akan berpikir berkali-kali maksud dari karya seni yang ditampilkan.

Tapi syukurlah, setiap karya seni yang dipamerkan yang jumlahnya sekitar 200 itu dilengkapi dengan penjelasan. Yang dapat dibaca setelah pengunjung menscan QR yang tertempel di samping karya seni. Termasuk riwayat seniman yang dimaksud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun