Pembicara lainnya, Prof. dr. Deby Vinski bercerita mengapa ia mengambil program AAMS (Anti-Aging Medicine Specialization) di Paris pada 20 tahun lalu, setelah lulus menjadi dokter umum.
Awalnya karena ingin menyembuhkan ayahnya yang terserang stroke. Dari ilmu yang dipelajarinya itu, ia praktekkan pada sang ayah. Hasilnya makin sehat dan gagah.
Ia pun makin tertarik melanjutkan proses belajar ilmu tersebut. Terlebih ilmu yang dipelajarinya itu sangat menakjubkan. Ilmu ini menjadi primadona ilmu kedokteran.
Deby Vinski melanjutkan ke HIS di Brussel dan Master of Antiaging Medicine di Dresden International University Jerman.
Gelar Doctoral, PhD diraihnya di Saint Petersburg Institute of Gerontology dan Bioregulator Saint Petersburg, Rusia. Semua dengan predikat lulus Cumlaude.
Di Rusia, ia khusus mendalami Stemcell dan memperpanjang Telomere dengan Peptide Bioregulator, yang di antaranya telah memberi kesembuhan bagi Sang Ayah dari Stroke.
Ilmu yang booming di dunia ini, menurutnya, memang sangat dibutuhkan untuk meremajakan sel-sel tubuh. Menjadikan tubuh awet muda dan sehat.
"Dengan ilmu ini memungkinkan manusia dapat tetap sehat kuat perkasa tanpa terhenti oleh usia," urai lulusan terbaik John Robert Power International ini.
Ilmu anti aging yang dipelajarinya itu adalah ilmu kedokteran pencegahan. Bukan hanya sekadar untuk kecantikan wajah semata. Juga untuk menambah kemampuan fisik secara menyeluruh.
Presiden dari Badan Akreditasi Antiaging Dunia, WOCPM, yang beranggotakan 74 negara dan berpusat di Paris, ini menuturkan, dulu penyakit degeneratif dianggap tak dapat diatasi.
Tapi perkembangan kini sudah dapat diperlambat, bahkan menjadi lebih sehat. Gejala menopause yang dialami kaum perempuan pun tak perlu lagi dialami.