Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Gelombang 3 Covid-19, Lelah Sih, tapi Bukan Berarti Menyerah

8 Februari 2022   21:32 Diperbarui: 10 Februari 2022   21:30 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepertinya, ancaman gelombang ketiga Covid-19 bukan hanya bualan semata atau isapan jempol. Anak saya yang SD, mulai Senin kemarin kembali menerapkan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) 50 persen. 

Jadi belajar dua kali dalam seminggu. Sesi belajar dibatasi hanya 2 jam. Selebihnya belajar daring. Ya, seperti PTMT sebelumnya. 

Kakaknya yang SMA juga begitu. Sementara kakaknya yang SMP malah masih belajar dari rumah. Entah sampai kapan. Terlebih, dua hari lalu ada satu teman kelasnya yang terkonfirmasi positif setelah swab antigen.

Keluyuran

Sementara itu, kawan saya yang tinggal di wilayah Lenteng Agung, Jakarta Selatan, bercerita, di lingkungan sekitar rumahnya juga ada beberapa yang terkena Covid-19. Cuma, persoalannya, mereka tetap keluar rumah.

"Ada beberapa anak yang kena Covid, cuek aja pada main sama yang lain. Sama emaknya kagak dilarang. Emak-emak yang lain pada cuek juga tuh. Pakai masker sih emang, cuma bagaimana yak," ceritanya.

Ia menduga, para tetangganya ini sudah menganggap Covid-19 ya sebagai flu biasa. Mungkin sudah pada lelah dan bosan. 

Apakah karena tempat tinggal kawan saya berada di "perkampungan" sehingga pengawasan kurang melekat. Dampaknya para warga juga jadi semakin tidak peduli? Entahlah.

Tidak diperiksa

Teman saya yang lain bercerita, beberapa hari lalu, ketika ia akan ke Yogyakarta naik kereta listrik dari Stasiun Gambir, ia tidak diperiksa-periksa. Tidak ditanya sertifikat vaksin dan identitas. Tidak diminta untuk check in di aplikasi PeduliLindungi.

"Gue perhatiin, yang lain juga begitu. Petugasnya kagak periksa-periksa tuh. Sudah lelah juga kali ya menghadapi Covid-19," kata teman saya yang tinggal di Mampang Selatan, Jakarta Selatan, ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun