Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Akses Pelayanan Kesehatan, Beda Dulu dan Sekarang

7 Februari 2022   14:18 Diperbarui: 22 Maret 2022   18:27 2497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Klinik dr. Salma (Dokumen pribadi)

Di wilayah tempat tinggal kami saja di  Kecamatan Cipayung berdiri banyak faskes, mulai dari klinik maupun RS tipe C. Hal inilah yang memudahkan masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan. 

Klinik dr. Salma, faskes pertama saya yang berlokasi persis di belakang rumah saya, juga memberikan pelayanan gratis bagi petugas kebersihan, petugas keamanan, dan asisten rumah tangga yang bekerja di wilayah kompleks perumahan. 

Bila dulu pelayanan kesehatan sangat sulit terjangkau, fasiltasnya sedikit, dokter spesialis tidak banyak, sekarang tidak lagi. Setidaknya, masih lebih baik dibanding puluhan tahun berlalu.

Saya jadi ingat dulu, waktu saya kecil saat tinggal di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan.  Kira-kira usia 5 atau 6 tahun. Ketika itu, saya berdiri di atas pagar tembok setinggi 1,5 meter. 

Waktu itu, saya nyanyi lagu "Bintang Kecil" sambil kaki bergerak ke kiri ke kanan. Eh, ketika kaki saya mau menjejak, bukan menapak ke tembok, melainkan di luar tembok.

Jatuhlah saya. Kepala saya bocor, darah bercucuran. Ketika saya digendong Ayah, ceceran darah membasahi bajunya. Saya lalu dibawa ke RS yang entah lupa namanya. 

Kepala saya pun dijahit. Percaya tidak, waktu kepala saya dijahit di ruang operasi, saya tidak dibius sama sekali. Dibius lokal pun tidak. 

Kaki kanan, kaki kiri dipegang perawat. Tangan kiri, tangan kanan, juga begitu. Nangis dong saya. Jadi, setiap sekali jahit saya menangis menjerit karena kesakitan. Bayangkan, ini rumah sakit lho, bukan Puskesmas.

Sampai sekarang peristiwa itu masih terekam dalam memori saya. Apalagi bekas jahitan sepanjang 15 cm itu juga meninggalkan bekas. Jadi, terlihat pitak. Tapi, meski, tanpa dibius, Alhamdulillah sampai sekarang baik-baik saja. 

Perbedaan lainnya, jika dulu untuk berobat saja perlu mengeluarkan dana yang tidak sedikit, sekarang setelah ada BPJS Kesehatan, pengobatan menjadi universal. 

Tidak ada lagi istilah "orang miskin dilarang sakit". Sepertinya sih, begitu. Semoga saja demikian adanya. Saya berharap, ke depannya, askes pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia semakin lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun