Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kata Pakar, Indonesia Memasuki Gelombang Ketiga Covid-19, Puncaknya Februari - Maret

6 Februari 2022   07:31 Diperbarui: 6 Februari 2022   09:53 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof Fachmi Idris, M.Kes (hasil tangkapan layar)

Prof. Zubairi mengingatkan kita untuk tidak terlena bahwa kasus Omicron tanpa gejala dan ringan. Masyarakat tetap harus waspada. 

Data menunjukkan penyakit yang ditimbulkan Omicron memang lebih ringan daripada Delta. Namun, perlu diingat gejala ringan itu terjadi pada kelompok mereka yang sehat dan muda.

Untuk kelompok tertentu, seperti orang lanjut usia, anak-anak balita yang belum divaksin, orang kormobid (penyakit bawaan kronis dan tidak terkendali) menjadi tidak masuk ke level gejala ringan lagi. Karena itu, kelompok rentan ini perlu dirawat di rumah sakit.

Dengan sistem imun yang turun, orang-orang dengan kelompok itu mudah sekali tertular. Apalagi, mereka yang lansia sekaligus kormobid, ditambah lagi tidak divaksinasi. 

"Jangan terlalu meremehkan, karena  ada kelompok-kelompok yang rentan yang harus kita lindungi. Perlu ditingkatkan lagi protokol kesehatan. Perlu juga dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh, seperti makan makanan bergizi, dan istirahat yang cukup," tegasnya.

Ia pun meminta masyarakat yang belum divaksin untuk segera divaksinasi Covid-19. Bagi yang sudah divaksinasi lengkap, untuk melakukan vaksin booster atau vaksin ketiga agar daya tahan tubuh membasmi virus Corona semakin kuat.

Sebelum menutup webinar,  Dr Zaenal yang menjadi moderator, menyampaikan, kalau mau mencegah sekarang wasih ada waktu sebelum semuanya sakit dan masuk RS. 

Menurut mantan anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), ini bertarung di RS dengan cara kuratif dan lapangan sempit, tanpa jalan, tanpa pintu rahasia untuk pelarian sangat tidak menguntungkan.

"Lebih baik ambil strategi pencegahan di lapangan pertarungan yang terbuka luas sebelum penularan makin meluas," tegasnya.

Dikatakan, prinsip promosi atau edukasi kesehatan masyarakat harus konsisten dilakukan. Selain itu, diulang-ulang sampai masyarakat faham dan sadar mengikutinya. 

"Terpenting,  harus dicontohkan atau diteladankan agar masyarat percaya," tutupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun