Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Jalan Malam ke Geopark Ciletuh, Mencium Aroma Bunga Melati di Perkebunan Karet

8 Januari 2022   12:03 Diperbarui: 15 Januari 2022   11:17 2132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suami melihat di Google Maps sekitar 25 KM lagi. Jadi, suami memutuskan mengikuti panduan Google Maps. Kami pun memasuki wilayah yang gelap gulita. Tidak ada sama sekali penerangan, kecuali cahaya dari lampu mobil.

Google Maps menginformasikan kami berada di wilayah Cieemas. Perumahan penduduk juga sangat jarang. Kiri kanan hutan. Jalanan sempit, yang semula mulus beraspal, kemudian berbatu, dan sebagian berlumpur. Jalanan juga menanjak, menurun, dan berkelok.

Di belokan, saya melihat ada warung yang masih buka. Saya lantas bertanya pada seorang warga di warung tersebut. Apakah benar ini ke jalan Geopark Ciletuh? Katanya, benar. Jadi, suami kembali melanjutkan perjalanan mengikuti arahan Google Maps.

Kami melewati beberapa perkebunan. Ada perkebunan karet dan perkebunan cengkeh. Itu karena ada plang bertuliskan nama perkebunan. Keadaan masih gelap gulita. Sepanjang perjalanan tiada henti saya berzikir.

Setelah melewati beberapa perkebunan itu, saya dan anak-anak mencium aroma harum bunga melati. Herannya, suami menciumnya aroma tanaman karet. Kami juga melihat ular melintasi jalanan.

Saya mulai dag did dug. Kalau ada apa-apa kepada siapa minta pertolongan? Hujan, gelap, jalanan sepi, tengah malam, dan rumah penduduk sangat jarang. Yang ada ya perkebunan. Ada rumah penduduk, setelah itu tidak dijumpai lagi.

Di mobil laki-laki cuma suami saja. Apa yang bisa diharapkan dari saya dan 4 anak yang semuanya perempuan? Mau minta tolong ke adik saya juga tidak mungkin karena tidak ada sinyal. Kami pun tidak tahu posisi keberadaan kami.

Di Google Maps sih menunjukkan waktu sekitar 18 menit lagi sampai. Tapi suami curiga, kenapa jalanan menyempit? Hanya bisa dilalui satu mobil saja. Kalau memaksakan jalan, apakah tidak akan terjadi apa-apa?

Karena khawatir, suami akhirnya menyerah. Ia memutuskan berubah haluan ke arah Pelabuhan Ratu. Beristirahat di SPBU sambil mengisi bahan bakar. Sepanjang perjalanan kami tidak melihat ada SPBU. Terakhir diisi itu masih di sekitar Cijeruk.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Kami pun kembali berkendara dengan mengikuti arahan Google Maps. Menempuh perjalanan sekitar 30 menit, kami mendapati perumahan penduduk. Di sini, sinyal telepon mulai ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun