Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Hopeland Camp, Pesona Alam dari Ketinggian 1000 Mdpl

31 Desember 2021   22:35 Diperbarui: 4 Januari 2022   07:55 1314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini, saya dan keluarga berada di Hopeland Camp. Berlokasi di Cijeruk, Cipelang, Bogor. Tidak begitu jauh dari Gunung Salak.

Suami memang mengajak kami malam tahun baruan di sini, bersama kawan-kawannya di komunitas Land Rover. Saya dan anak-anak ya antusias. Pastinya ini menyenangkan buat kami. 

Anak pertama saya mengajak teman dekatnya yang waktu liburan tahun baru mengeliling pulau Jawa tahun lalu juga ikut serta. 

Lokasi Hopeland Camp tidak begitu jauh dari Jakarta atau Depok. Hanya butuh waktu sekitar 1,5 jam sampai 2 jam untuk bisa sampai di sini. 

Kalau lewat tol Bocimi (Bogor, Ciawi, Sukabumi), keluar di Caringin. Tinggal ikuti peta ke arah Cijeruk. Tidak sulit juga karena lokasinya sudah ditandai di Google Maps. Suami yang menyupir juga mengandalkan Google Maps. 

Tadinya, kami berangkat Jumat, 31 Desember 2021, jam 2 dini hari dari rumah di kawasan Depok, Jawa Barat. Kami sudah ready dengan mobil Land Rover kebanggaan suami. 

Suami memang menjadwalkan berangkat dini hari biar menghindari macet dan jaga-jaga kalau tidak boleh melintasi Bogor. Maklum, PPKM level 3 tengah diberlakukan. 

Eh, sesampainya di jalan Tegar Beriman Pemda Cibinong, Bogor, tiba-tiba saja mobil berguncang. Ternyata, kaki roda sebelah kiri patah. Pincang begitu. Entah apa penyebabnya. 

Jadi, kami pun memutuskan kembali pulang setelah memanggil mobil derek kenalan suami. Baru deh ganti mobil Bighorn yang tahun lalu membawa kami liburan akhir tahun selama 2 minggu mengelilingi Jawa. 

Setelah shalat Subuh baru kami melanjutkan perjalanan ke Hopeland Camp. 

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Sebelum sampai ke sini, jalanan yang dilalui masih terbilang mulus dan beraspal mungkin karena ada pemukiman warga juga. Meski jalanan sempit, perjalanan masih mulus. 

Nah, setelahnya jalanan mulai berliku deh. Terlebih karena berada di ketinggian 1000 mdpl. Untuk bisa sampai di sini harus melewati jalan yang tidak biasa. Sempit, terjal, berlumpur, berbatu, dan curam. 

Kendaraan yang bisa digunakan menuju Hopeland Camp tidak harus 44 sih. Mobil-mobil tinggi masih bisa masuk atau mobil yang biasa melintasi jalanan terjal. 

Tapi untuk sedan atau mobil kecil sangat tidak disarankan karena perjalanannya juga cukup panjang. Jalan tanah yang masuk kategori semi off-road kira-kira sekitar 2 kilometer. 

Jangankah sedan, mobil saya yang cukup tinggi saja berkali-kali mengalami slip meski 4x4nya sudah diaktifkan, karena tanjakannya cukup tajam. Bagaimana mobil kecil seperti sedan? 

Jadi, jangan harap mobil biasa bisa melewati kontur jalanan seperti ini. Dijamin bakalan mengalami masalah. Kendaraan yang bisa melintasi ya yang biasa berada di jalan-jalan terjal, seperti salah satunya Land Rover. 

Di mobil ini saja tubuh ikut berguncang karena jalan yang berbatuan. Tapi anak-anak saya senang. Tertawa lepas. Mungkin karena pengalaman yang jarang dirasakan. 

Mungkin kalau cuaca tidak hujan, jalanan kering dan tidak berlumpur, mobil di luar jenis 4x4 bisa melintasinya, meski harus melewati jalanan yang bebatuan. 

Nah, rasakan deh sensasi tubuh berguncang layaknya tengah offroad menggunakan mobil Land Rover hehehe... Seru habis deh.

Tetapi bila pengunjung perlu jasa antar jemput, kendaraan Landrover siap melayani dengan tarif terjangkau. Nanti dijemput di titik yang disepakati, pulangnya diantar ke titik semula.

Ini pertama kalinya kami ke sini. Memang baru juga sih. Baru ramai pada Mei 2021 ini, begitu kata pengelolanya. Karena lokasinya baru, jadi sebagian jalan ke sini ya mirip trek off-road. Menantang banget kan. Gedabag gedebug, gedabag gedebug. 

Pesona lain yang ditawarkan di sini, ada beberapa curug atau air terjun yang bisa didatangi. Perjalanan ke air terjun ini nih yang juga jadi petualangan sendiri. 

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

"Kondisi air terjunnya juga masih alami banget, belum banyak wisatawan yang sampai ke sana. Soalnya harus trekking menembus hutan Taman Nasional Gunung Halimun Salak," kata suami. 

Wah trekking? Anak-anak sih senang menyusuri hutan. Maka, sesampainya di sini, mencoba trekking, tapi anak-anak belum menemukan air terjunnya karena memang tidak ada yang mendampingi. 

Jadi tidak berani berjalan lebih jauh. Masih sebatas eksplor. Karena rencananya, besoknya baru ke sana sambil olahraga. 

Ada dua curug yang bisa dicapai dari sini. Pertama, Curug Cihampar yang perjalanannya menanjak dari camp site. Kalau berjalan santai, katanya sih butuh waktu sekitar 1 sampai 1,5 jam menembus hutan. 

Pengelola menyediakan pemandu ke curug. Jangan pergi sendirian karena jalurnya masih alami banget. Belum banyak pengunjung yang lewat situ. Daripada tersesat?

Curug kedua adalah Curug Ciorog. Ini perjalanannya setengah jam turun dari camp site. Kalau berangkatnya turun, pulangnya berarti naik. Jadi, bisa terbayang deh ngos-ngosannya. Tapi kan namanya juga olahraga. 

Karena berada di ketinggian, maka sudah bisa dirasakan kedinginannya. Hembusan angin cukup menusuk kulit. Tapi udaranya sejuk. Ditambah hamparan pemandangan alam yang begitu indah. 

Pemandangannya berhadapan dengan Gunung Gede-Pangrango. Jadi, kalau saat sunrise, pemandangan alam semakin indah terlihat. Kalau malam bisa meliat kerlap kerlip lampu kota di kejauhan. 

Bagi yang ingin ngecamp di sini tapi malas bawa tenda atau tidak bawa tenda, pihak pengelola menyediakan penyewaan tenda. Jadi bisa pasang tenda di lahan sesuai pilihan kita. 

Tendanya juga bermacam-macam. Ada model biasa yang reguler, ada juga yang model campervan. Itu lho yang belakangan kian tren. Van kemping ini selain kapasitasnya besar, juga biasanya sudah lengkap dengan segala fasilitasnya. 

img-20211231-wa0010-61cf230d06310e33e2285553.jpg
img-20211231-wa0010-61cf230d06310e33e2285553.jpg
Tidak hanya tenda, penyewaan sleeping bag, matras, kompor, api unggun juga ada. Tapi bagi yang malas ngecamp terlebih di musim hujan seperti ini, bisa juga menginap di forest home, rumah kayu. 

Kami sendiri menginap di forest home dengan tarif per kamar Rp500.000 semalam. Cukup luas, bisa muat untuk 6 orang. 

Di area seluas 15 hektar ini juga diisi dengan tanaman organik. Jadi, bisa sekalian berwisata di agrofarm. 

Ke depan, di Hopeland ini akan dikembangkan kegiatan paralayang dan glamping, glamour camping, ngecamp serasa di kamar hotel. 

Fasilitas di sini juga cukup lengkap. Ada wifi, gazebo, mushola, cafe, toilet, meja taman, dan lain-lain. 

Menurut saya, berlibur di sini cukup aman bagi keluarga saya. Terbebas dari kerumunan. Terlebih ke sini menggunakan kendaraan pribadi. Jadi, potensi terjadinya penularan Covid-19 bisa dihindari. 

Terbebas dari polusi juga. Di sini, yang kita hirup udara sejuk khas pegunungan yang tentu saja menyehatkan buat paru-paru kita.

Sambil menanti pergantian tahun yang tinggal beberapa jam ini, kami menikmati nyala kembang api dan petasan di kejauhan sana. Beberapa pengunjung juga menyalakan kembang api dan petasan.

Ok, dari ketinggian 1000 Mdpl, saya ucapkan selamat tahun baru 2022. Semoga tahun 2022 menjadi tahun yang lebih baik daripada tahun sebelumnya. Semoga pula segala pengharapan dan resolusi dapat terwujud. 

Aamiin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun