Ini pertama kalinya kami ke sini. Memang baru juga sih. Baru ramai pada Mei 2021 ini, begitu kata pengelolanya. Karena lokasinya baru, jadi sebagian jalan ke sini ya mirip trek off-road. Menantang banget kan. Gedabag gedebug, gedabag gedebug.Â
Pesona lain yang ditawarkan di sini, ada beberapa curug atau air terjun yang bisa didatangi. Perjalanan ke air terjun ini nih yang juga jadi petualangan sendiri.Â
"Kondisi air terjunnya juga masih alami banget, belum banyak wisatawan yang sampai ke sana. Soalnya harus trekking menembus hutan Taman Nasional Gunung Halimun Salak," kata suami.Â
Wah trekking? Anak-anak sih senang menyusuri hutan. Maka, sesampainya di sini, mencoba trekking, tapi anak-anak belum menemukan air terjunnya karena memang tidak ada yang mendampingi.Â
Jadi tidak berani berjalan lebih jauh. Masih sebatas eksplor. Karena rencananya, besoknya baru ke sana sambil olahraga.Â
Ada dua curug yang bisa dicapai dari sini. Pertama, Curug Cihampar yang perjalanannya menanjak dari camp site. Kalau berjalan santai, katanya sih butuh waktu sekitar 1 sampai 1,5 jam menembus hutan.Â
Pengelola menyediakan pemandu ke curug. Jangan pergi sendirian karena jalurnya masih alami banget. Belum banyak pengunjung yang lewat situ. Daripada tersesat?
Curug kedua adalah Curug Ciorog. Ini perjalanannya setengah jam turun dari camp site. Kalau berangkatnya turun, pulangnya berarti naik. Jadi, bisa terbayang deh ngos-ngosannya. Tapi kan namanya juga olahraga.Â
Karena berada di ketinggian, maka sudah bisa dirasakan kedinginannya. Hembusan angin cukup menusuk kulit. Tapi udaranya sejuk. Ditambah hamparan pemandangan alam yang begitu indah.Â
Pemandangannya berhadapan dengan Gunung Gede-Pangrango. Jadi, kalau saat sunrise, pemandangan alam semakin indah terlihat. Kalau malam bisa meliat kerlap kerlip lampu kota di kejauhan.Â