Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ini Syarat dan Alur Anak Usia 6-11 Tahun Vaksinasi Covid-19

15 Desember 2021   08:52 Diperbarui: 16 Desember 2021   08:15 1145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di ruang observasi (dokumen pribadi)

Kemarin, Selasa, 14 Desember 2021, anak ketiga saya vaksinasi Covid-19 dosis pertama di sekolahnya. Vaksinasi ini ditujukan untuk anak usia 6-11 tahun. Sebelumnya baru ditujukan untuk anak usia 12 tahun ke atas 

Ya, pemerintah akhirnya mengeluarkan aturan vaksinasi Covid-19 pada anak usia 6-11 tahun. Di tengah bayang-bayang munculnya Covid-19 varian baru, pemerintah mengambil langkah sigap dan cepat.

Aturannya tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inemdagri) 66/2021 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 Pada Saat Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru 2022.

Namun, vaksinasi untuk anak berusia 6-11 tahun ini bisa dilakukan pada daerah yang sudah memenuhi ketentuan total masyarakat yang sudah divaksin di daerah tersebut.

Minimal mencapai target 70 persen dosis pertama total sasaran dan target minimal 60 persen dosis pertama lansia sesuai dengan aturan yang berlaku.

Sekolahnya anak saya, SDN Depok 1, menjadi kick off di Kota Depok, Jawa Barat. Artinya, dipilih menjadi sekolah perdana yang memulai pelaksanaan vaksinasi ini. 

Entah karena faktor apa sekolah anak saya dipilih. Kalau kata orangtua murid sih karena sekolah ini sekolah percontohan dan "sekolah unggulan".

Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Mujadjir Effendi berkesempatan meninjau pelaksanaan vaksinasi yang dinstruksikan oleh Presiden itu. Didampingi sejumlah pejabat Kota Depok dan Jawa Barat.

Baca juga: Hari Ini Menko PMK Tinjau Vaksinasi Covid-19 untuk Siswa Usia 6-11 Tahun di SDN Depok 1

Di ruang tunggu (dokumen pribadi)
Di ruang tunggu (dokumen pribadi)

Nah, untuk bisa mengikuti vaksinasi Covid-19 untuk usia 6-11 tahun ini, ada persyaratan yang harus dipenuhi. Baik aspek kesehahtan dan aspek administratif. 

Syarat administratif yaitu anak sudah memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan masuk dalam Kartu Keluarga (KK). NIK ini memang wajib dan mutlak.

Syarat ini sudah dipenuhi oleh anak saya. Ia mengantongi fotocopy kartu keluarga yang memang sudah diinformasikan oleh wali kelas.

Setelah menunggu di tenda beberapa menit, anak saya dan yang lain beralih ke ruang tunggu berikutnya. Lalu, masuk ke bagian pendaftaran.

Di bagian pendaftaran (dokumen pribadi)
Di bagian pendaftaran (dokumen pribadi)

Di sini, anak saya ditanya data pribadinya berdasarkan data di kartu keluarga. Ditanya nama, tanggal lahir, tempat tinggal, dan kelas. 

Setelah data valid dan terverifikasi, anak saya lalu ke ruang screening kesehatan. Di sini, anak saya dicek suhu dan tekanan darahnya. Hasilnya normal.

Lalu petugas kesehatan menanyakan riwayat penyakit anak saya. Apakah pernah terkena Covid-19? Ada alergi seperti batuk-batuk, sering bersin, atau gatal-gatal di sekujur tubuh atau di bagian-bagian tertentu? 

Ada lebam-lebam biru di tubuh tanpa sebab? Dalam pengobatan yang lama? Dan beberapa pertanyaan lain yang saya lupa. Kebetulan saya sedang "bertugas" dan ada di dekat anak saya. 

Di bagian screening (Dokumen pribadi)
Di bagian screening (Dokumen pribadi)

Karena hasilnya normal, petugas kesehatan menyatakan ok untuk divaksin. Lalu, anak saya diarahkan ke ruang vaksinasi. Saya perhatikan ada sekitar 7 atau 8 meja yang dijadikan tempat vaksinasi. 

Vaksinasi menggunakan vaksin produksi Biofarma dan/atau Coronavac. Atau juga vaksin lain yang telah mendapat izin penggunaan di masa darurat dari Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) yang juga direkomendasikan oleh Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional. 

Anak saya mendapatkan vaksin Coronvac. Prosesnya tidak lama. Tidak sampai 5 menit dalam hitungan saya. Ada dua petugas kesehatan yang mendampingi dengan memakai alat pelindung diri lengkap.

Jenis vaksin ini diklaim aman dan dapat merangsang kekebalan terhadap Covid-19 berdasarkan hasil uji klinik pada kelompok umur tersebut di China. 

Hasilnya telah dipublikasi di jurnal ilmiah dan telah dikaji dengan teliti oleh BPOM dan ITAGI atau Indonesian Technical Advisory Group on Immunization.

Di ruang observasi (dokumen pribadi)
Di ruang observasi (dokumen pribadi)

Setelah divaksin, anak saya diarahkan ke ruang observasi. Di ruangan ini hanya selama 15 menit untuk memastikan ada tidaknya kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI). 

Adapun KIPI pada anak setelah vaksin seperti nyeri di lengan bekas suntikan, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, menggigil, mual-muntah, lelah, demam, gejala mirip flu. 

Jika salah satu gejala tersebut muncul, disarankan untuk tidak panik. Umumnya gejala tersebut akan reda dengan sendirinya. 

Orang tua bisa melakukan upaya penanganan dini dengan membuat anak beristirahat yang cukup dan minum obat penurun panas jika diperlukan, serta konsumsi air putih yang cukup.

Setelah 15 menit, anak saya tidak mengalami KIPI yang serius. Hanya mengeluhkan lengan dibekas suntik pegal-pegal dan agak sedikit sakit kepala.

Lalu, anak saya diberikan kartu vaksinasi yang berisi riwayat vaksinasi dan jenis vaksin, serta jadwal vaksinasi dosis kedua pada bulan depan.

Di kartu vaksin juga menginformasikan jika ada temuan KIPI yang dialami anak untuk melaporkan ke puskesmas atau titik sentra vaksinasi untuk ditindaklanjuti.

Setelah mendapatkan kartu vaksin, anak saya diarahkan ke ruang observasi yang lain lagi. Di sini, anak diminta menunggu 15 menit lagi untuk memastikan KIPI benar-benar tidak ada atau bergejala ringan.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Lima menit berlalu, pulang deh. Sebelum pulang, anak saya foto-foto deh di backdrop bertuliskan "saya sudah vaksinasi".

Saya sendiri sebagai orang tua sangat mendukung pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun.

Mengapa saya mendukung karena anak saya harus belajar tatap muka di sekolah. Meski PTM diadakan 2 x dalam seminggu tetap saja berisiko terular virus Covid-19 dan berpotensi menularkan ke yang lain --  sesama murid, guru, orang tua dan orang-orang di sekitar rumah.

Alasan lainnya, anak dalam menerapkan protokol kesehatan yang kurang ketat. Seperti memakai masker yang terkadang ala kadarnya, berkerumun, tidak menjaga jarak, dan tidak sering mencuci tangan. 

Ya, namanya juga anak-anak, kalau sudah bertemu dengan temannya lupa deh dengan keadaan. Jangankan anak-anak, orang dewasa saja banyak juga yang tidak patuh.

Nah, dengan vaksinasi setidaknya anak saya bisa membentengi diri dari virus Corona penyebab Covid-19. Juga memiliki daya tahan tubuh dari serangan virus varian baru, omricon.

Terpenting lagi, saya sudah memenuhi hak anak saya untuk dilindungi dari sakit, cedera, dan berbagai kekerasan sebagaimana diamanatkan dalam Konvensi Hak Anak dan UU Perlindungan Anak.

Meski sudah divaksinasi, saya tekankan pada anak saya juga kepada yang lain untuk selalu menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Memakai masker, tidak berkerumun, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir atau memakai hand sanitizer, membatasi mobilitas

Semoga Indonesia segera terbebas dari pandemi Covid-19 dengan segala variannya itu.

Demikian catatan saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun