Vaksinasi menggunakan vaksin produksi Biofarma dan/atau Coronavac. Atau juga vaksin lain yang telah mendapat izin penggunaan di masa darurat dari Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) yang juga direkomendasikan oleh Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional.Â
Anak saya mendapatkan vaksin Coronvac. Prosesnya tidak lama. Tidak sampai 5 menit dalam hitungan saya. Ada dua petugas kesehatan yang mendampingi dengan memakai alat pelindung diri lengkap.
Jenis vaksin ini diklaim aman dan dapat merangsang kekebalan terhadap Covid-19 berdasarkan hasil uji klinik pada kelompok umur tersebut di China.Â
Hasilnya telah dipublikasi di jurnal ilmiah dan telah dikaji dengan teliti oleh BPOM dan ITAGI atau Indonesian Technical Advisory Group on Immunization.
Setelah divaksin, anak saya diarahkan ke ruang observasi. Di ruangan ini hanya selama 15 menit untuk memastikan ada tidaknya kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI).Â
Adapun KIPI pada anak setelah vaksin seperti nyeri di lengan bekas suntikan, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, menggigil, mual-muntah, lelah, demam, gejala mirip flu.Â
Jika salah satu gejala tersebut muncul, disarankan untuk tidak panik. Umumnya gejala tersebut akan reda dengan sendirinya.Â
Orang tua bisa melakukan upaya penanganan dini dengan membuat anak beristirahat yang cukup dan minum obat penurun panas jika diperlukan, serta konsumsi air putih yang cukup.
Setelah 15 menit, anak saya tidak mengalami KIPI yang serius. Hanya mengeluhkan lengan dibekas suntik pegal-pegal dan agak sedikit sakit kepala.
Lalu, anak saya diberikan kartu vaksinasi yang berisi riwayat vaksinasi dan jenis vaksin, serta jadwal vaksinasi dosis kedua pada bulan depan.