Tidak ada tangisan atau mata sembab akibat menangis. Seusai sunat, mereka beraktifitas seperti biasanya. Tentu saja dibaluti dengan senyum bahagia.
Usut punya usut, ternyata metode sunat yang digunakan adalah Mahdian Klem. Metode buatan asli Indonesia yang sudah diakui oleh Kementerian Kesehatan, juga direkomendasikan oleh WHO atau Badan Kesehatan Dunia.
Sebagaimana namanya, metode ini diciptakan oleh dr Mahdian Nur Nasution, SpBS. Pemilik Rumah Sunat dr. Mahdian, yang juga seorang dokter spesialis bedah.
Saya mencoba bertanya lebih jauh dengan perwakilan DNA Foundation -- pihak yang melakukan tindakan sunat, drg. Imam Rulyawan. Katanya, metode yang digunakan adalah metode sunat terbaik, yaitu Mahdian Klem.
Mahdian Klem adalah produk anak bangsa yang telah memiliki izin Kementerian Kesehatan. Metode ini sesuai dengan anatomi penis anak Indonesia. Mahdian Klem ini disposable, satu anak satu klem.
Metode ini memiliki keunggulan, antara lain satu kali pakai, minim nyeri, minim perdarahan, proses tindakan cepat, Â tanpa perban dan tanpa jahitan serta anak bisa langsung beraktivitas setelah sunat.
"Menggunakan Mahdian Klem menjadikan proses sunat lebih mudah, cepat hanya 10 menit. Proses penyembuhan luka lebih cepat dibandingkan dengan metode sunat konvensional, dan anak langsung bisa beraktivitas pascasunat," jelasnya.
Metode sunat 'Mahdian Klem' ini diminati oleh banyak dokter karena dinilai lebih higienis, aman, dan penggunaannya yang mudah.
Mklem memiliki keunggulan dari sisi tabung, penjepit, maupun pengunci yang berupa sekrup. Penjepit Klem terbuat dari bahan Polycarbonate (PC) khusus yang lebih kuat namun ringan, dengan pori-pori lebih kecil. Â
Para peserta juga mendapatkan souvenir unik, layanan emergency call dan layanan kontrol pasca-sunat gratis di Rumah Sunat dr. Mahdian.
Kontrol pasca-sunat ini diperlukan agar proses pemulihan bisa terpantau dengan baik oleh dokter serta mencegah berbagai risiko yang mungkin terjadi. Â