Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saya Pikir Ekshibisionisme Hanya Dunianya Laki-Laki, Ternyata...

5 Desember 2021   10:06 Diperbarui: 5 Desember 2021   10:12 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika menjadi korban kasus eksibisionisme, Kasandra menyarankan, korban lebih baik tidak berteriak. Mengapa harus begitu?

"Karena itu yang dikejar. Mereka mengejar ekspresi takut, malu, merasa dilecehkan, kaget, marah, dan lainnya. Lebih baik kasih wajah nggak ramah atau cueklah minimal," ungkapnya.

Untuk menyembuhkan ekshibisionisme ini perlu kesadaran diri dari pengidapnya. Atau dari orang-orang terdekatnya yang membangkitkan atau memotivasi agar pengidap itu sadar untuk berubah. 

Berita ekshibisionisme di atas adalah peristiwa kedua yang cukup membuat mata saya terbuka bahwa "oh ternyata, yang beginian ini bukan monopoli kaum Adam". 

Beberapa hari lalu, saya melihat video yang dishare di group. Terlihat seorang perempuan "berkerudung" naik sepeda motor. 

Tidak jauh dari posisinya berjalan seorang pemuda dengan sarung melingkar di lehernya. Kalau dilihat dari penampakan area yang agak temaram, sepertinya sih waktunya sore menjelang Maghrib.

Kemudian perempuan itu melewati si pria, yang membuat saya kaget, perempuan itu lantas meremas bagian vital si pria. Sekejab. Hanya beberapa detik, lalu perempuan "pembegal" itu menancap gas.

Si pria jelas kaget. Ia lantas berlari mengejar si perempuan itu. Tentu saja tidak terkejar. Membandingkan tenaga manusia dan tenaga mesin beroda, jelas kalah tenaga manusia.

Apakah video itu settingan atau bukan, prank atau bukan? Entahlah, sampai detik ini saya belum menemukan kelanjutan berita soal ini. 

Kalaupun ini settingan, apakah iya perempuan itu mau melakukan hal gila semacam itu? Rasa-rasanya kok di luar logika saya. 

"Kok mau ya? Kok bisa ya? Kok begitu sih?" dan pertanyaan "kok-kok" lain yang mengitari pikiran saya. Ya, aneh saja. Ternyata ada ya, pelakunya perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun