Selama ini, yang ada dalam pikiran saya, orang yang sering melakukan aksi ekshibisionisme, hanya para pria. Ternyata, saya salah.
Karena selama ini, berita-berita yang saya baca soal ekshibisionisme itu umumnya pelakunya ya para pria.
Saya sangat jarang menemukan berita sejenis yang pelakunya kaum hawa. Kaum yang identik dengan sosok pemalu dan lembut. Jadi, rasa-rasanya, ya tidak mungkin saja begitu. Apalagi kan dipertontonkan di area publik.
ekshibisionisme sebagaimana yang saya baca di sini adalah suatu bentuk penyimpangan seksual dengan memamerkan alat kelamin di tempat umum, terutama ke lawan jenis, untuk mendapatkan kepuasan seksual.Â
Sebagian besar pelaku ekshibisionisme adalah pria, meskipun wanita juga bisa mengalami gangguan seksual ini.Â
Pantas, seingat saya tidak pernah menemukan beritanya, kecuali yang kemarin itu.Â
Penyebab gangguan seksual ekshibisionisme belum diketahui secara pasti. Meski ada beberapa faktor yang diduga dapat menyebabkan atau meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan ini. Tapi ini juga masih dalam "perdebatan".
Psikolog forensik Kasandra Putranto, menjelaskan, pengidap ekshibisionisme adalah gangguan seksual psikologis. Seseorang akan merasa terangsang ketika menunjukkan alat kelamin atau organ seksualnya kepada orang lain yang bukan pasangannya.
Dengan aksinya itu, pengidap ekshibisionisme ini akan merasa puas jika respons yang melihat alat kelaminnya itu bereaksi kaget, marah, takut, dan shock.
"Eksibisionisme sebenarnya tidak hanya ada pada diri laki-laki, tetapi terdapat juga pada perempuan. Diperkirakan prevalensi pada laki-laki tidak lebih dari dua hingga empat persen. Artinya, presentasenya lebih rendah daripada perempuan," ujar Kasandra sebagaimana yang saya baca di sini.
Orang yang mengalami gangguan eksibisionis juga dapat memiliki gangguan kepribadian, seperti anti sosial atau melakukan gangguan terhadap orang lain.