Disebutkan, bacaan-bacaan di dalam Alquran yang dianggap gharib antara lain Imalah, Isymam, Saktah, Tashil, Naql, Badal.
Imalah, yang artinya memiringkan atau condong. Menurut istilah, imalah diartikan memiringkan bacaan fathah ke arah bacaan kasrah. Berarti membaca fathah yang condong ke kasrah. Jadi, setengah kasrah dan setengah fathah, sehingga bunyinya menjadi "e".
Bacaan imalah ini ditandai dengan tulisan imalah kecil di atas atau bawah lafazh yang dibaca imalah.
Di dalam Alquran, bacaan Imalah ini hanya ada satu, yaitu pada surat Hud ayat 41. Selainnya tidak ada. Pada pertengahan ayat tersebut, terdapat lafadz "majroohaa" yang dibaca menjadi "majerehaa".
Pada dasarnya, setiap alif yang berharakat fathah dibaca "a". Namun, khusus pada lafadz "majroohaa" dibaca e sehingga bunyinya menjadi "majreehaa".
Isymam, yang dalam arti bahasa berarti monyong. Bacaan isymam terjadi pada huruf nun yang bertasydid, terdiri dari gabungan dari 2 huruf nun dan berdampingan satu sama lain.
Cara membacanya dengan mencampurkan bacaan dammah dengan bacaan sukun disertai dengan gerakan mulut yang dimajukan atau monyong seperti saat mengucapkan huruf "u".
Untuk memudahkan, bacaan yang dibaca dengan Isymam ditandai dengan tulisan isymam kecil yang berada di atas atau bawah lafadh yang dibaca isymam.
Bacaan Isymam ini ada satu dalam Alquran, yaitu pada surat Yusuf ayat 11. Di dalamnya terdapat lafadz "laa ta'manna", namun karena lafadz aslinya adalah "laa ta'manuna" maka lafadz 'nu' tidak perlu dibaca tapi diisyaratkan dengan memajukan mulut.
Saktah, yang berarti diam atau tidak bergerak atau berhenti sejenak sebelum lanjut ke bacaan berikutnya. Namun, saat berhenti tidak boleh mengambil napas.