Karena jarak meja guru dengan saya agak jauh, jadi kurang fokus. Akhirnya, saya alihkan dengan membaca Alquran. Ada sih sesi pertanyaan, tapi karena sudah dikoreksi saat maju menghadap guru, jadi tidak ada pertanyaan.
Kalau di kelas online biasanya saya banyak bertanya karena apa yang dibaca peserta lain ikut terpantau oleh saya. Terlebih kan terlampir di layar. Jadi, terbaca oleh saya. Malah bisa saya capture.
Tapi, syukurlah, pelajaran kelas online masih diadakan. Jadi, PTM sekali, kelas online sekali.
Menurut saya pribadi, belajar tahsin itu penting. Karena apakah saya membaca Alquran sudah dengan baik dan benar? Apakah bacaan saya selama ini sudah sesuai dengan bacaan Rasulullah? Apakah saya membaca setiap huruf dalam Alquran sesuai dengan sifat-sifatnya dan tepat makhroj-nya?
Ternyata, setelah saya ikut tahsin, saya baru menyadari banyak kekeliruan yang saya terapkan selama ini. Pengucapan huruf kurang tepat. Hukum-hukum membaca Alquran banyak juga yang kurang tepat.Â
Itu berarti apa yang saya ajarkan kepada anak saya juga keliru. Oh, no! Pantas, dulu banget ketika saya ikut lomba MTQ tidak lolos di babak penyisihan hehehe...
Dengan belajar tahsin kesalahan-kesalahan dan kekeliruan tersebut pun dibenahi oleh guru. Saya lambat laun jadi paham bagaimana membaca Alquran sesuai hukumnya.Â
Salah cara membaca, berarti salah pula artinya. Jadi tidak sesuai dengan yang seharusnya. Fatal, bukan? Secara Alquran adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan langsung oleh Allah SWTÂ yang tidak ada kesalahan sedikitpun di dalamnya.
Dan, saya baru paham setelah saya setua ini? Tidak apa-apalah. Seperti kata pepatah biar terlambat asal selamat.
Ketika saya praktikkan berdasarkan ilmu yang saya pelajari akan langsung terdeteksi jika ada yang keliru saat saya membacanya. Kemudian saya ulang-ulang hingga saya merasa yakin itu benar.