Penghasilan tambahan ini tentu saja bisa digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi warga. Setidaknya, dapat menambah uang belanja keluarga. Membeli beras, lauk pauk, sayuran. Kebutuhan nutrisi yang sangat dibutuhkan keluarga.
Di Bank Sampah juga dikembangkan produk-produk kreatifitas dari daur ulang sampah (ecocraft). Produk ecocraft ini telah sering diikutsertakan pada berbagai event pameran yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Depok.
Komunitas TaPe uli yang juga mempunyai program menanam pohon, memiliki visi menjadi komunitas terdepan dalam pengelolaan lingkungan untuk mewujudkan pelestarian dan penyelamatan bumi berbasis masyarakat.
"Melalui bank sampah, diharapkan  kesadaran masyarakat meningkat agar tercipta lingkungan yang bersih dan mampu menghasilkan berbagai produk dari sampah yang dihasilkan. Kami selalu sampaikan apa pun jenis sampahnya semua itu dapat kita manfaatkan," jelasnya suatu ketika.
Dari pengolahan sampah anorganik, TaPe uLi telah menghasilkan berbagai kreasi. Di antaranya tas yang terbuat dari plastik, dompet dari kemasan kopi atau detergen, serta hiasan rumah tangga yang dekoratif dari koran bekas. Semua itu menguntungkan dan memiliki nilai jual.
Selain itu, ada terobosan baru yang dilakukan PKK RW 07 di awal tahun ini bersama Komunitas TaPe uLi, yaitu program Sedekah Jelantah Rumah Tangga untuk Lingkunganku, yang disingkat Senyumku.
Ini adalah sedekah minyak jelantah atau minyak habis pakai. Jadi, warga RW 07 wilayah tempat saya tinggal diminta untuk "menyedekahkan" minyak jelantah. Minyak yang tentu saja akrab dengan kaum ibu rumah tangga.
Maksud dari sedekah minyak jelantah yaitu warga mengumpulkan minyak jelantah yang sudah disaring, lalu dimasukkan ke wadah. Baru membawanya ke titik kumpul RW, atau bank sampah, atau titik-titik yang sudah disepakati.
Di titik kumpul itu, warga lalu memasukkan minyak jelantah tersebut ke dalam dirijen yang sudah disediakan. Nah, jika dirijen ini sudah penuh akan dijual ke pengepul atau pabrik yang biasanya didaur ulang untuk bahan bakar nabati (bio-fuel) yaitu biodiesel.
Uang yang dihasilkan itu nantinya digunakan untuk program kegiatan RW 07 semisal penataan, pemeliharaan dan perawatan taman. Atau untuk menunjang kegiatan Satgas Covid-19 dalam mengatasi pandemi yang disebabkan virus Corona itu.
Jadi, konsepnya berupa sharing sedekah. Masyarakat tidak menjual, tapi menyalurkan sedekahnya dengan minyak jelantah. Lebih bermanfaat bukan daripada dibuang begitu saja, bukan?