Jika dibandingkan sebelum-sebelumnya, Stasiun Tebet terlihat kusam, kucel, kumuh, semrawut mirip kabel yang berbelit-belit, dan becek kalau hujan. Tidak asyik banget deh. Apalagi kalau malam. Penerangannya temaram.Â
Belum lagi, angkutan umum, bus TransJakarta, ojek pangkalan dan ojek online, pedagang kaki lima, ditambah banyaknya penumpang KRL, yang berada di area yang sama, membuat penampakan Stasiun Tebet tidak enak banget dilihat.Â
Nah, saat ini, ketika saya menjejakkan kaki di stasiun ini, tampilan wajah barunya yang tertata rapi membuat saya takjub. Wow, kinclong banget! Penataannya terintegrasi dengan moda transportasi lain.
Ketika ke luar dari Stasiun Tebet, beberapa papan petunjuk tergantung memberikan informasi kepada penumpang. Tertera jelas arah transportasi kota, food court, atau arah ke luar sisi lain.
Adanya papan petunjuk ini memudahkan penumpang KRL untuk melanjutkan perjalanannya jika ingin menggunakan transportasi lainnya. Tersedia titik khusus untuk ojek online dan Transjakarta yang memudahkan untuk mengakses transportasi umum.
Menurut saya, adanya konektivitas antarmoda ini dapat meningkatkan jumlah pengguna transportasi umum. Juga dapat meningkatkan aksesibilitas para pengguna KRL saat akan menuju atau tiba di stasiun.Â
Jadi, dapat menekan kemacetan lalu lintas di beberapa ruas jalan yang biasa kerap saya alami. Iya, setidaknya dengan adanya penataan ini, orang-orang akan beralih ke transportasi umum.Â
Penggunaan kendaraan pribadi pun berkurang. Itu artinya, mengurangi kepadatan jumlah kendaraan. Iya, nggak sih? Masuk logika tidak? hehehe...
Di sisi lain, para PKL juga tertata rapi sehingga membuat nyaman para penumpang KRL. Kios-kios makanan berjejer rapi. Menyediakan berbagai macam makanan hingga cemilan.Â
Saya melihat ada geliat ekonomi tumbuh yang dapat membuat para UMKM ini semakin siap menghadapi pandemi Covid-19 yang belum berakhir ini.Â