Saya tidak bertanya harga per itemnya. Yang jelas, dua jilbab si kecil dan tiga jilbab segi empat untuk anak kedua saya, semua 150.000. Tidak ada proses tawar menawar. Saya tidak terbiasa menawar. Masa harus ditawar? Belanja di mall saja kita langsung bayar. Tidak ada tuh tawar menawar. Iya, kan? hehehe...
Dua anak saya ini mah memang mirip saya kalau belanja di mana saja ok. Tidak terkecuali di pasar tradisional. Tidak melihat merk juga. Selama itu yang dibutuhkan dan disukainya, ya tidak masalah. Nah, kalau anak pertama saya ya agak beda dikit hehehe...
Saya perhatikan, abang penjual buku tulis juga ramai dikerubuti pembeli. Pedagang kaos kaki pun demikian. Tidak terkecuali mbak pedagang masker. Terlihat ada denyut kehidupan.Â
Ternyata pelaksanaan PTM terbatas ini membawa keberkahaan tersendiri. Tidak saja buat para orang tua dan siswa, tetapi juga para pedagang yang berkaitan dengan keperluan sekolah.Â
Semoga pelaksanaan PTM terbatas ini berjalan sesuai harapan agar semua orang bisa melihat "Indahnya dunia".Â
Tuntas dengan segala urusan di pasar, kami pun pulang, tetap dengan menggunakan angkot.
Demikian laporan pandangan mata saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H