Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Childfree, Tidak Berdosa Sih, tapi...

7 September 2021   20:05 Diperbarui: 7 September 2021   20:10 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat anak-anak masih kecil (Dokumen pribadi)
Saat anak-anak masih kecil (Dokumen pribadi)
Yang menjadi pertanyaan, apakah kita mau di saat tubuh menua hidup sendiri? Tidak ada anak-anak yang mendampingi? Apakah kita tidak ingin melihat suara riuh, dan gelak tawa dari para cucu yang berlarian yang membuat kita jadi tersenyum?

Siapa yang akan merawat kita ketika sakit saat tua? Lalu ketika ajal menjemput tidak ada anak yang mengantarkan kita ke liang kubur dan tidak ada anak yang mendoakan kita?

Anak-anak adalah amal jariyah paling berharga yang akan mendoakan kita ketika kita sudah meninggal kelak. Anak-anaklah yang paling mengingat kita dan mendoakan kita di saat orang lain melupakan kita.

Setelah mendapatkan masukan dan nasihat dari sana sini, bahwa Allah mengatur rezeki setiap pasangan serta keturunannya, Alhamdulillah, akhirnya suami berubah haluan. Hatinya luluh juga. Ia pun menyatakan kesiapannya untuk memiliki anak.

Tidak lama setelah saya melepas alat kontrasepsi, saya pun hamil. Kehamilan saya ini disambut penuh suka cita oleh suami. Makanan saya diperhatikan, periksa kehamilan juga sering mendampingi, saat melahirkan pun suami ada di samping saya dan mengazankan anak kami.

Suami saya senang mengurus anak kami, mengendongnya, menyuapinya, menidurkannya, menenangkannya kala menangis, mengajaknya bermain, ikut mengantarkan saat imunisasi. Kelelahannya seketika hilang saat melihat si kecil menyambutnya pulang dan memeluknya.

Hingga akhirnya kami pun memiliki tiga anak yang kesemuanya perempuan. Tidak dipungkiri memang ada hal-hal yang menjengkelkan hati dari anak-anak, tapi selebihnya menyenangkan. 

Terlebih ada ganjaran pahala dari Allah bagi orang tua yang merawat dan menjaga anaknya dengan baik.

Alhamdulillah kehidupan kami baik-baik saja. Ketakutan dan kekhawatiran suami tidak terbukti. Karena kehadiran anak-anak mendatangkan rizki dengan izin Allah Ta'ala.

Meski dalam perjalanan membangun keluarga ini harus diakui diwarnai juga dengan kesedihan tapi so far is okey. Lebih banyak happy-nya sih.

So, mau punya anak atau tidak, ya terpulang pada diri masing-masing individu. Tidak ada larangan, tidak ada paksaan, tidak ada dosa di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun