Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apakah Biaya Pasien Positif di RS Non Covid-19 Ditanggung Pemerintah?

19 Juli 2021   15:05 Diperbarui: 19 Juli 2021   15:09 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini hari ke-10 ibu saya dirawat di ruang isolasi rumah sakit swasta di sekitar Cinere, Depok, Jawa Barat. Ini bukanlah RS yang menangani pasien Covid-19. Karena itu, RS ini bukan RS rujukan Covid-19. 

Karena ada kegawatdaruratan, maka RS ini tetap melayani ibu saya. Mengingat saat itu saturasi oksigen ibu saya di angka 33. Dan, kebetulan saat dilarikan ke IGD RS tersebut, masih ada bed kosong. 

Sampai di hari ke-10 ini, ibu saya masih belum mendapatkan RS rujukan Covid-19. Entahlah. Apakah memang masih penuh? Saya juga sudah tidak mencari-cari lagi di SIRANAP, Sistem Rawat Inap Kementerian Kesehatan.

Pemikiran saya, pihak RS sudah pasti tergabung dengan SPGDT atau Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.

SPGDT berdasarkan apa yang saya baca di sini, adalah sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang terdiri dari unsur, pelayanan pra rumah sakit, pelayanan di rumah sakit dan antar rumah sakit. 

Pelayanan ini  berpedoman pada respon cepat yang menekankan pada time saving is life and limb saving yang melibatkan pelayanan oleh masyarakat awam umum dan khusus, petugas medis, pelayanan ambulans gawat darurat dan sistem komunikasi.  

Jadi, pastinya RS akan mendapatkan informasi jika ada bed kosong yang sesuai dengan kondisi medis pasien. Jika hari ini ibu saya masih di RS ini berarti bed yang dibutuhkan tidak ada.

Selain itu, di masa pandemi Covid-19, setiap RS diminta untuk bersiaga menangani pasien Covid-19, terlepas apakah RS tersebut RS rujukan Covid-19 atau bukan. 

Itu sebabnya, setiap RS terhubung dengan aplikasi SISRUTE atau Sistem Informasi Rujukan Rumah Sakit Terintegrasi. Sistem ini hanya bisa diakses oleh tenaga kesehatan di RS atau fasilitas pelayanan kesehatan.

Menurut penjelasan Kepala Bidang Media dan Opini Publik Kementerian Kesehatan Busroni, kepada saya, aplikasi ini dihadirkan bertujuan untuk meningkatkan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan serta mempercepat proses rujukan, yang sesuai kebutuhan medis pasien dan kompetensi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun