Begitu juga kalau kita sedang berada di luar kota. Kepesertaan kita sebagai anggota BPJS bisa dimanfaatkan. Asal kartunya dibawa. Saya sendiri selalu membawa kartu BPJS dan kartu berobat saya di berbagai RS jika suatu waktu diperlukan gampang deh menelusurinya.
Diantar suami, saya pun membawa ibu saya ke RS Bunda Aliya. Pertimbangannya, karena lebih dekat dibandingkan saya membawanya ke RS Hermina Depok atau RS Graha Permata Ibu, RS rujukan ibu saya. Lagi pula, ibu saya sudah terlihat lemas.
Saya sudah membayangkan pasien non-Covid-19 ditolak RS karena lebih fokus menangani pasien Covid-19 sebagaimana yang saya baca di berita dan apa yang dialami kawan saya. Dag dig dug juga saya.
Sampailah saya di IGD. Kami disambut ramah dua petugas kesehatan yang memakai alat pelindung diri lengkap. Tapi ibu saya belum bisa langsung diperiksa.
"Tapi ini masih waiting list ya bu karena bed penuh, tidak apa-apa? Tapi kalau ibu mau ke  rumah sakit lain, kami persilakan," tanyanya.
"Kalau nanti pasien dinyatakan harus dirawat, mohon maaf tidak bisa dirawat di sini karena bed penuh. Jadi, harus cari rumah sakit lain. Nanti akan dikasih surat pengantar," katanya lagi.
Mendengar penjelasan ini, saya pun tidak keberatan. Bagaimana lagi? Belum tentu juga di RS yang lain kosong. Saya baca-baca RS di Kota Depok sudah overload oleh pasien Covid-19.
Saya tanya berapa lama harus menunggu, petugas tidak bisa memastikan. Apakah 1 jam, 2 jam atau lebih? Hmmm...baiklah. Sambil menunggu saya mendorong kursi roda yang disiapkan petugas untuk ibu saya ke loket pendaftaran.
Setelah isi form mengenai data-data ibu saya mengingat belum pernah berobat di sini, juga menginput data peserta Askes ibu saya, petugas pun menjelaskan, biaya akan dicover BPJS dilihat dari tingkat kegawatdarutan pasien.
"Nanti yang menentukan gawat tidaknya dokter yang memeriksa. Jika dinilai masuk ke dalam kegawatdaruratan dicover BPJS, kalau tidak berarti bayar pribadi," jelasnya.
Saya menyetujuinya dan menandatangani surat persetujuan. Kemudian saya pun diminta menunggu. Jika sudah gilirannnya pasien akan dipanggil. Alhamdulillahnya ruang tunggu cukup nyaman dan luas. Ibu saya juga bisa tidur-tiduran di kursi roda sambil menjulurkan kaki di kursi.