Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengunjungi Dusun Klipoh, Desa Wisata Perajin Gerabah, Tidak Jauh dari Candi Borobudur

3 Juli 2021   22:22 Diperbarui: 5 Juli 2021   15:10 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya berada di Desa Wisata Klipoh, di Desa Karanganyar, Kecamatan Borobudur, Magelang. Sebagian besar penduduk di desa ini adalah perajin gerabah. Profesi yang dilakoni secara turun temurun. 

Katanya, tradisi ini ada sebelum Candi Borobudur dibangun. Digeluti dari generasi ke generasi. Mulai dari hasil gerabah yang tidak ada nilainya, hingga kini bisa bernilai jual lebih. Kerajinan ini pun menjadi matapencaharian yang bisa diandalkan warga setempat.

Ketika saya, kawan-kawan pemenang blog competition Sound of Borobudur, dan tim Kompasiana berkunjung ke sini, Jumat (25/6/2021), saya perhatikan setiap rumah yang kami lewati adalah perajin gerabah. 

Sebelah kiri, sebelah kanan terlihat aktifitas warga yang tengah membuat gerabah. Di depan rumahnya berjejer hasil gerabah dalam berbagai bentuk, motif, dan ukuran. Di sebagian halaman terlihat gerabah-gerabah yang tengah dijemur.

Karena tradisi yang turun temurun inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Desa ini pun menjadi obyek wisata kerajinan pembuatan gerabah secara tradisional. Seni membuat gerabah di dusun ini pun masih terus dilestarikan.

Ternyata, bicara Borobudur, tidak melulu Candi Borobudur. Selama ini, yang ada di benak saya ya candi yang dibangun pada jaman Syailendra itu. Syukurlah, saya jadi mengetahuinya setelah menjejakkan kaki di sini.

Nah, di Dusun Klipoh ini rombongan "Sound of Borobudur" diajak ke salah satu tempat penghasil gerabah yang bernama Gerabah Arum Art milik Supoyo (50), warga asli Klipoh. Arum sendiri diambil dari nama anaknya Dwi Arum (28).

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Kami disambut langsung oleh Supoyo. Beberapa pekerjanya tampak tengah membuat gerabah. Dia menjelaskan, sejak Candi Borobudur belum berdiri sudah ada Dusun Nglipoh. Masyarakatnya sudah membuat gerabah.

"Pada zaman dulu para leluhur membuat peralatan dapur seperti piring, mangkok, gelas, kendi dan perabotan lainnya. Jadi sebelum Candi Borobudur ada, pembuat gerabah sudah ada," kata Supoyo.

Supoyo menambahkan, berdasarkan sejarah Nyai Kalipah yang bikin gerabah pertama di Borobudur, tapi jika melihat relief Candi Borobudur, sejak jaman Syailendra sudah ada pembuatan gerabah, yang membuat peralatan rumah tangga.

Warga Nglipoh membuat atau membakar gerabah terlihat sama pada relief Candi Borobudur. Nah, benar kan, Candi Borobudur atau Sound of Borobudur tidak berarti bicara soal alat musik pada masanya saja, tetapi juga aktifitas lainnya. Keren, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun