Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengunjungi Dusun Klipoh, Desa Wisata Perajin Gerabah, Tidak Jauh dari Candi Borobudur

3 Juli 2021   22:22 Diperbarui: 5 Juli 2021   15:10 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Katanya sih pakai benang layangan. Ujung benang dipegang di tangan kiri dan tangan kanan. Rentangkan. Letakkan di dasar meja, lalu gerak-gerakan hingga ke benang muncul. Angkat deh gerabahnya.

Langkah selanjutnya ya dijemur. Kalau hujan, gerabah dikeringnya dengan menggunakan oven. Setelah dijemur 1 hari lalu dibakar selama lebih kurang 12 jam jika menggunakan jerami atau kayu, sedangkan jika menggunakan gas atau oven sekitar 5 jam.

Karena kami akan melanjutkan ke trip berikutnya, hasil gerabah kami akan dikirimkan besoknya ke tempat kami menginap.

Ia berharap adanya edukasi gerabah ini masyarakat masih mengenal kerajinan gerabah yang diturunkan oleh nenek moyang.

Gerabah Arum Art sendiri, sebagaimana dikatakan Dwi Arum, mendapat support dan pembinaan dari Unesco. Baik berupa ilmu maupun pengembangan alat. Kerajian gerabah mempunyai nilai sejarah yang erat bahkan lebih tua dari Candi Borobudur. 

"Pihak Unesco mengimbau agar warisan ini dijaga kelestariannya. Terlebih selain mempunyai nilai jejak sejarah, kerajinan gerabah juga mempunyai nilai edukasi," katanya saat ditemui di standnya dalam kegiatan Konferensi International Sound of Borobudur, Kamis (24/6/2021), di Balkondes Karangrejo.

Selain membuat gerabah, dusun ini juga membuat kerajinan keramik. Namun proporsinya masih lebih kecil dibanding dengan pembuatan gerabah.

Saya senang diajak ke sini. Wisata edukasi plus wisata sejarah. Jadi, menambah wawasan saya. 

Yuk, kita lestarikan kerajinan gerabah ini sebagai budaya bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun