Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Benarkah Ivermectin Obat Covid-19? Ini Penjelasan Ikatan Apoteker Indonesia

3 Juli 2021   13:32 Diperbarui: 3 Juli 2021   13:35 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keempat, Harsen juga melanggar dalam hal promosi obat untuk masyarakat umum. Izin BPOM, promosi obat Ivermectin hanya bisa dilakukan untuk para tenaga kesehatan karena termasuk obat keras.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Dewan Pakar IAI, Prof. Dr. Siswandono, MS, dalam kesempatan yang sama menegaskan, Ivermectin sebagai obat Covid-19 harus dihindari. Jangan sampai kasus yang terjadi di India terulang di sini.

India akhirnya mencabut izin obat tersebut karena efek sampingnya. Pemerintah India menilai belum ada studi lebih jauh mengenai khasiat dan manfaat dari obat ini.

Tidak beda jauh, Otoritas Pangan dan Obat-obatan AS (FDA) juga menghimbau agar publik menghindari penggunaannya dengan alasan yang sama. Di AS, obat ini dgunakan untuk membasmi parasit pada hewan.

"FDA belum menyetujui ivermectin untuk digunakan dalam mengobati atau mencegah Covid-19 pada manusia. Mengambil dosis besar obat ini berbahaya dan dapat menyebabkan bahaya serius," tulis FDA di situs resminya.

Sementara itu, Guru Besar bidang Analisis Farmasi, Prof. Dr. Apt. Yahdiana Harahap, yang juga Dewan Pakar IAI, mengatakan, riset ivermectin sebagai antivirus Covid-19 diawali dengan uji In Vitro di Australia.

Hasil uji memang terbukti bisa menghambat replikasi virus SARS-CoV-2, namun hal ini tidak bisa dikorelasikan dengan kajian klinis.

"Risetnya masih sangat terbatas. Sejauh ini, penelitian yang dilakukan umumnya masih dalam skala laboratorium," ungkapnya.

Kalau mau sebelum uji klinis harus dilakukan studi adjustment dari dosis sebagai obat cacing ke anti virus Covid-19.

Adanya penelitian penggunaan Ivermectin pada 476 pasien dengan mild condition Covid-19 terbukti tidak memberikan efek sebagai obat Covid-19

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun