Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keutamaan Menghadiri Majelis Ilmu

21 Juni 2021   19:24 Diperbarui: 21 Juni 2021   19:33 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adab adalah bagaimana kita memperlakukan ilmu. Adab adalah yang melengkapi ilmu menjadi cahaya.

Adapun adab menuntut ilmu:
1. Membersihkan dan luruskan niat
Niat merupakan keinginan dalam hati untuk melakukan suatu amalan. Rasulullah SAW mengatakan niat menjadi penentu pahala suatu amalan.

Jika niatnya karena Allah, maka Allah juga akan menganugerahkan pahala yang setimpal. Karena itu, menuntut ilmu sebaiknya diawali dengan niat karena Allah SWT.

Ikhlas saat menuntut ilmu itu sangat penting. Jangan sampai menuntut ilmu karena ingin mendapat gelar atau ingin mendapatkan kedudukan tinggi. Dengan kebersihan hati, Allah akan memudahkannya menuntut ilmu.

Apapun majelis ilmunya, siapapun gurunya, hendaklah ia mendahulukan kebersihan hatinya daripada keburukan akhlaknya. Karena ilmu adalah ibadah hati. Ilmu masuk ke dalam hati dan diserap oleh otak.

Sebab, ilmu adalah ibadahnya hati, shalatnya jiwa dan peribadatannya batin pada Allah Swt. Dari ilmu itu Allah akan menguatkan keimanan dan menurunkan hidayahNya.

Allah akan memberikan cahaya yang tidak akan bercampur dengan maksiat atau dosa. Dengan demikian ilmu sifatnya batin bukan lahir.

Ketika ilmu terletak di hati, dia akan menjadi amal. Tapi kalau ilmu letaknya sekedar hapal, dia akan disimpan di kepala saja.

2. Mengurangi keterikatan dengan dunia Kalau kita sudah masuki majelis ilmu jangan disambi dengan pekerjaan lain. Menyambi masak, menyapu, atau lainya. Kita hanya fokus menuntut ilmu karena Allah agar Allah membimbing kita. Dalam bahasa ulama, bersungguh-sungguh.

Kesibukan dunia akan menjadikan seseorang lebih sibuk dengan dunia dan memalingkannya dari ilmu. Jika pikiran terpecah, maka kita tidak akan bisa mengetahui berbagai hakikat yang ada.

Ibaratnya, pikiran bagaikan sungai kecil yang airnya bercabang ke mana-mana, sehingga sebagiannya dengan mudah diserap tanah dan sebagian lagi dihirup udara. Sehingga, tidak ada yang terkumpul dan sampai ke ladang tanaman yang utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun