Dalam pemaparannya, ia menyebutkan, setidaknya ada beberapa kendala dalam PJJ selama 1 tahun lebih ini.Â
Pertama, tidak semua anak mempunyai ponsel. Kedua, borosnya paket internet. Ketiga, anak bosan karena pembelajaran cenderung tidak variatif. Keempat, kurikulum dinilai belum cukup mendukung proses pembelajaran. Kelima, pemasalahan sinyal khususnya di daerah perdalaman/perdesaan. Keenam, kesibukan orang tua.
Ia juga mengamati motivasi anak dalam belajar makin rendah. Penyebabnya, peranan guru yang selama ini yang berfungsi sebagai motivator, monitoring, dan mendampingi siswa beralih ke orangtua.Â
Padahal tidak sedikit orangtua yang juga sibuk bekerja atau perangkat hp yang hanya satu. Belum lagi terjadinya distorsi dengan permainan online saat belajar menggunakan gadget.
Paradigma tidak pergi sekolah adalah libur masih tertanam pada siswa dan kurangnya sosialisasi sehingga membuat pembelajaran terasa berat ditambah pemberian tugas yang monoton.
"Jadi, anak-anak membuat statmen bahwa mereka bosan sekolah daring atau online. Sebab belajar online cenderung tidak variatif sehingga anak-anak bosan," kata Saufi Sauniawati.
Problem PJJ tidak hanya dialami pada siswa. Guru atau tenaga pendidik juga mengalami hal serupa. Saufi melihat masih banyak ditemukan guru yang belum siap melakukan PJJ. Terlebih mereka harus dipaksa untuk mengerti dan menggunakan teknologi informasi.
"Bahkan mereka belum memahami trauble shooting dari media yang digunakan untuk pembelajaran jarak jauh," ujarnya.
Saufi ini mengatakan untuk mencegah atau mengurangi kebosanan siswa, guru jangan hanya sekedar memberikan tugas semata. Guru juga harus bisa menjadi motivator dalam pembelajaran jarak jauh ini. Masalah lainnya belum terciptanya sinergi antara guru dan orangtua.
Meski demikian, Saufi menilai PJJ juga memberi dampak positif membentuk karakter anak. Misalnya, saat anak diminta mengerjakan sholat di rumah dan dilaporkan pada guru atau anak diminta membantu orangtua mencuci piring, tentu jika dilakukan berulang kali akan menjadi kebiasaan yang baik bagi anak.
Selain itu, anak-anak dituntut untuk lebih kreatif dalam proses pembelajaran mereka. Hal lainnya adalah portal pendidikan berkembang pesat, sehingga menjadi referensi yang baik untuk anak-anak. Orangtua mengenal lebih dalam kemampuan serta karakter belajar anak.