Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dagangan Habis Diborong, Berkah Ramadan bagi PKL

8 Mei 2021   13:45 Diperbarui: 8 Mei 2021   14:21 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Pengurus DPC PKB Jakarta Selatan Andry Faridsyah Siregar (masker hijau) saat membeli dagangangan PKL (Dokumen pribadi)

Ini Ramadhan tahun kedua dalam kondisi pandemi Covid-19. Dan, itu berarti ini menjadi tahun kedua bagi para pedagang makanan dan minuman harus gigit jari. Mengalami sepi pembeli dan menurunnya pendapatan.

Para pedagang kaki lima atau PKL ini merasakan kerugian akibat menurunnya pembeli. Gerakan #DiRumahAja membuat perekonomian merosot tajam.

Maman Suparman, pedagang ketoprak dan gado-gado yang saya temui di Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dalam acara "Berkah Ramadan Bersama LPDB-KUMKM" di Jakarta, Selasa (4/5/2021) malam, pun mengakuinya.

Di bulan Ramadhan ini, di saat orang-orang tidak ada yang makan dari pagi hingga maghrib, dia pun menyiasatinya dengan mengganti jualannya. Bukan lagi berjualan ketoprak dan gado-gado, tetapi kue surabi. Dan, itu pun tetap sepi pembeli.

"Pemasukan benar-benar berkurang, sementara saya harus mengirim uang buat istri dan anak saya yang kecil di kampung. Belum lagi orang tua. Pusing. Tapi ya harus disyukuri aja," kata Maman yang berjualan ketoprak dari dirinya masih membujang hingga punya anak bujang.

Lelaki asal Cianjur ini pun bersyukur bisa diajak LPDB KUMKM untuk menyajikan sajian berbuka puasa bagi para pegawai LPDB KUMKM. Setidaknya, ia mengantongi uang untuk diputar lagi sebagai modal usaha dan sebagian disisihkan untuk keluarganya.

Dalam kegiatan "Berkah Ramadan Bersama LPDB-KUMKM" itu, Maman diminta untuk menyiapkan 100 porsi ketoprak/gado-gado. Satu porsinya dihargai Rp15.000. Yang berarti, ia bisa mengantongi uang Rp1,5 juta. Hal yang sangat jarang didapatkannya selama pandemi.

Maman, pedagang ketoprak (Dokumen pribadi)
Maman, pedagang ketoprak (Dokumen pribadi)
"Alhamdulillah, habis. Laris manis," katanya tersenyum lebar yang saat itu ia dibantu oleh anaknya yang bujang.

Maman tidak sendiri dalam kegiatan itu. Ada sekitar 10 pedagang kaki lima yang diboyong LPDB KUMKM untuk sajian berbuka puasa. Di antaranya ada es cendol, aneka gorengan, sate padang, sate ayam, bakso, nasi sapi, somay, dan soto mie. 

Semua dagangan para PKL ini sudah diborong oleh LPDB. Jadi, para pegawai tinggal memesan dan menikmatinya, bahkan kalau masih memungkinkan bisa dibungkus untuk dibawa pulang.

Buka puasa bersama ini tetap dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat. Selain memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, juga harus dites swab antigen dengan hasil negatif. 

Test swab ini dilakukan di klinik LPDB dengan biaya ditanggung pihak LPDB. Semuanya harus ditest swab, termasuk para PKL, saya dan kawan-kawan sebelum bergabung di meja yang ditata di halaman gedung LPDB. Alhamdulillah, hasilnya negatif.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, yang ditemui saat buka puasa bersama, mengatakan, pandemi Covid-19 memukul banyak sektor industri. Bukan hanya industri besar yang terdampak, namun juga usaha skala menengah, mikro, dan kecil. 

LPDB-KUMKM sebagai satuan kerja di bawah Kementerian Koperasi dan UKM berusaha hadir dan mengupayakan semaksimal mungkin agar pelaku usaha khususnya UMKM dapat mampu bertahan melewati masa-masa sulit akibat pandemi Covid-19.

Dikatakan, mengajak dan melibatkan para PKL dalam kegiatan tersebut sebagai upaya LPDB-KUMKM  dalam mendukung perekonomian nasional. Selain memperat tali silahturahmi, juga bertujuan untuk membantu para UMKM di lingkungan sekitar LPDB-KUMKM.

"Dengan melibatkan pedagang-pedagang kecil dan PKL, serta membeli produk-produk mereka, merupakan langkah kami dalam membantu UMKM," kata Supomo.

Terlebih, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki seringkali berpesan agar kementerian dan lembaga (K/L) memberi ruang dan peluang seluas-luasnya kepada UMKM dalam memasarkan dan memajukan usahanya, terutama berbelanja produk-produk UMKM. Dan, kegiatan itu salah satu yang dilakukan LPDB.

Maman, pedagang es cincau (dokpri)
Maman, pedagang es cincau (dokpri)
Maman, salah satu pedagang es cincau yang sudah berjualan sejak 1995 di sekitar Pasar Tebet, Jakarta Selatan, juga mengakui hal yang sama. Katanya, selama ramadhan ini sepi pembeli. Dagangannya tidak pernah habis.

Meski begitu, diakuinya kondisi ini masih lebih baik dibanding ramadhan tahun lalu. Jika tahun sebelumnya nyaris tidak ada pembeli karena virus Corona sudah mewabah, maka di tahun ini ada pembeli, meski tidak banyak juga.

"Setidaknya saya masih bisa pegang uang dan sedikit-sedikit bisa ngumpulin uang  buat keluarga," tutur Maman yang mengaku dari Cianjur ini yang saya temui, Jumat (7/5/2021) sore, di sekitar Tebet Timur Raya, Jakarta Selatan.

Keluhan ini tidak saja disuarakan Maman seorang, tetapi hampir sebagian besar pedagang kaki lima mengeluhkan hal yang sama, setidaknya di wilayah Jakarta Selatan. Pendapatan menurun karena sepi pembeli.

"Pas Corona ini muncul usaha saya sepi banget jarang ada yang beli, sampe saya rugi besar. Dagangan saya pernah ngga ada yang beli sama sekali, mungkin karna orang pada takut keluar rumah dan lebih memilih minum perasan lemon/jeruk nipis daripada minum es jajanan luar," kata Manto.

Pendapatan dan pengeluaran menjadi tidak seimbang, sementara setiap hari ia harus makan. Bahkan, pernah ia menutup usahanya sambil melihat situasi. Ketika ia mulai kembali berjualan, eh nasib dagangannya tidak jelas begitu. Seolah merana.

 Pengurus DPC PKB Jakarta Selatan Andry Faridsyah Siregar (masker hijau) saat membeli dagangangan PKL (Dokumen pribadi)
 Pengurus DPC PKB Jakarta Selatan Andry Faridsyah Siregar (masker hijau) saat membeli dagangangan PKL (Dokumen pribadi)
Keluhan para PKL ini pun terdengar pula oleh pengurus DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jakarta Selatan. Salah satu pengurus DPC PKB Jakarta Selatan Andry Faridsyah Siregar, pun berinisiatif membagi-bagikan ta'jil berupa jajanan pasar kepada warga yang melintas di Jalan Tebet Timur, Jakarta Selatan, Jumat (7/5/2021). 

Jajanan pasar yang dibagikan itu hasil memborong makanan dan minuman para pedagang kali lima yang berjualan di sekitar Jalan Tebet Timur Raya, lalu dibagikan kepada warga yang melintasi jalan tersebut.

Andry yang ditemui di sela aksinya membagikan ta'jil menjelaskan mengapa jajanan pasar karena ingin menghidupkan perekonomian khususnya sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Ia mengatakan selama Ramadhan ini, sering mendengar keluhan para pedagang kaki lima yang sepi pembeli, khususnya di wilayah Pasar Tebet, Jakarta Selatan. "Banyak dagangan kami yang terbuang pak. Ramadhan tahun ini kami tidak bisa berbuat apa-apa," kata Andry, mengutip pedagang.

Sepinya pembeli bisa dimakluminya mengingat saat ini masih pandemi Covid-19. Kondisi ini membuat banyak warga yang khawatir tertular virus Corona dan lebih mengedepankan kehati-hatian. Meskipun ada warga yang melintas belum tentu membeli dagangan tersebut.

Karena itu, Andry bersama jajaran DPC PKB turun ke jalan dengan membeli dagangan pinggir jalan seperti es cendol, aneka gorengan, dan banyak makanan kecil lainnya. Sehingga diharapkan aksi ini dapat menghidupkan usaha para PKL.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
"Kita siasati dengan ngumpulin uang, ada yang pribadi juga, sampai akhirnya dagangannya kita beli dari ujung ke ujung. Dilihat yang mana yang paling mudah untuk memberikannya. Kita beli semua dagangannya sampai habis," kata Andry.

Acara pembagian tak'jil ini dilakukan juga di beberapa lokasi Jakarta Selatan seperti Tebet, Setiabudi, Cilandak, Kebayoran Baru, Mampang. 

"Saya senang dagangan saya habis ini diborong untuk dibagi-bagikan kepada sesama. Biasanya masih tersisa setengah," ujar Maman tersenyum sumringah.

Semoga saja pandemi Covid-19 ini segera berlalu. Agar para PKL ini bisa kembali menata hidupnya meski hanya sekedar untuk menyambung hidup.

"Saya berharap ya mudah-mudahan pandemi ini cepat berlalu, supaya perekonomian kami para pedagang kaki lima bisa normal kembali," tutur Manto.

Di bulan Ramadan tahun ini, Pemprov DKI memperbolehkan untuk tetap berjualan makanan takjil. Namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti tidak berkerumun dan memakai masker.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun