Hari ini membaca surat Al Mulk. Sebelum kelas dimulai, malamnya guru menshare bacaan surat tersebut di group untuk dipelajari sehingga tidak ada kesalahan ketika besoknya tilawah.
TiBaR sebagaimana disampaikan guru tahsin, baru tahun ini diadakan. Mengapa secara online, pertimbangannya karena ya masih pandemi Covid-19.
"Supaya kita masih bisa belajar walaupun dengan kondisi apapun," kata guru tahsin yang akrab disapa ibu Icha ini seraya menambahkan peserta dibatasi per pertemuan supaya lebih fokus.
Diadakannya TiBar karena ingin lebih membumikan Alquran, dan memperbaiki bacaan Alquran dengan tajwid yang benar dan shahih. Harapannya setelah belajar selama Ramadhan, peserta bisa termotivasi terus belajar. Tidak berhenti setelah Ramadhan, tapi berlanjut hingga akhir hayat.
Bedanya dengan kelas tahsin yang saya ikuti, di sini kami diajarkan bagaimana membaca sesuai tadjwid. Setelah materi pembelajaran tuntas baru dilanjutkan dengan membaca Alquran.
Hanya saja kelas tahsin yang seminggu sekali ini dihentikan sejenak selama bulan Ramadhan. Para murid diminta untuk mempraktekkannya ilmu yang sudah didapatkan dengan membaca Alquran pada Ramadhan ini.
Dengan adanya program TiBar ini, setidaknya saya bisa mempraktekkan ilmu yang saya pelajari di kelas tahsin. Terlebih membacanya di bulan Ramadhan.
Sebagaimana kita pahami, beribadah di bulan Ramadhan diganjar pahala berkali-kali lipat oleh Allah SWT. Meski kita tidak mengharapkan balasan karena murni ingin beribadah, Allah tetap membalas ibadah kita sebagai bentuk kasih sayangNya kepada kita.
Entah berapa banyak pahala yang Allah catatkan buat kita. Mendengarkan saja mendapat pahala, mengikuti bacaan yang dibaca peserta lain juga mendapat pahala. Belum lagi kalau kita yang membacanya.
Jika ada 10 peserta yang mengikuti program ini, berapa banyak pahala yang dicatatkan Allah buat saya dan yang lainnya? Salah membaca pun sampai diulang-ulang membacanya juga tercatat sebagai pahala.
Subhanallah...begitu baiknya Allah kepada hamba-hambaNya.