Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Beda Dulu dan Sekarang Menyikapi Anak Demam

12 April 2021   16:34 Diperbarui: 12 April 2021   17:14 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu ya, sebelum Covid-19 "menjajah" negeri ini, setiap saya dikasih tahu oleh suami atau anak saya kalau ada salah satu anak kami badannya hangat atau demam, saya masih biasa-biasa saja. Saya bukan tipe orang yang gampang panikan soalnya.

"Bun, Adelia badannya demam," kata suami suatu ketika melalui pesan WhatsApp. Adelia adalah anak ketiga kami alias si bungsu. Terkadang informasi yang saya dapatkan itu ketika lagi ada urusan pekerjaan.

"Bun, Kakak Putik badannya demam, tadi daddy raba hangat gitu," kata suami dalam kesempatan yang lain. Putik, anak pertama saya.

"Bukan demam kali, badannya hangat. Coba diukur dulu suhunya. Kalau suhunya tidak sampai 37,5 derajat jangan dulu dikasih obat. Sering-sering saja dikasih air minum. Kalau suhunya di atas itu baru deh kasih obat penurun deman, tapi baca aturan pakainya," kata saya.

Sepengetahuan saya, anak dikatakan demam jika suhu tubuhnya di atas 37,5 derajat selsius, kalau dewasa di atas 38 derajat selsius. Jadi, saya selalu memastikan lagi anak kami benar demam atau hangat biasa dengan mengukur suhu tubuhnya pakai termometer.

Di rumah, memang saya sudah siap sediakan termometer digital, alat kompres, dan obat penurun demam. Ini yang utama yang harus siap sedia di rumah.

Kalau diukur lewat mulut dikatakan demam jika suhu 37,8 derajat Celsius, kalau diukur lewat anus suhunya 38 derajat Celsius, dan kalau diukur pada ketiak (di bawah lengan) suhunya 37,5 derajat Celsius.

Dan, sepengetahuan saya yang saya dapatkan dari dokter ketika memeriksakan anak ke dokter (biasa, karena saya sering bertanya-tanya pada dokter), jika suhu tubuhnya masih 37 derajat tidak usah dulu diberi obat penurun demam.

"Sering-sering saja minum air putih. Kalau demam baru kasih obat penurun demam," begitu kata dokter. Dan itu, saya terapkan sejak anak saya masih bayi sampai sekarang.

Setahu saya juga, demam pada anak menandakan anak kekurangan cairan atau dehidrasi. Itu sebabnya, sebagai "pertolongan pertama" saya selalu meminta anak saya untuk sering-sering minum air putih yang hangat.

Saya sudah sering bertemu dengan banyak dokter, baik dokter spesialis maupun dokter umum, sering juga ikut seminar yang berkaitan dengan kesehatan anak, sehingga saya punya "cukup bekal" bagaimana menghadapi situasi anak sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun