Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Akhirnya, Saya Bisa Vaksinasi Covid-19, Rasanya Ah Biasa Saja

27 Maret 2021   23:39 Diperbarui: 27 Maret 2021   23:57 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


"Mak, vaksinasi untuk tahap 1 bisa nih di Kementan hari ini. Daftar aja, bawa foto copy KTP. Pendaftaran tutup jam 11.30. Gue baru datang ini ditanyain petugas, vaksin 1 atau vaksin 2", kata kawan saya, Elva Setya, di group WhatsApp "Emak-emak militan", Sabtu (27/3/2021).

Kawan saya ini, bersama Evien Nur Astuti, anggota group WA yang sama juga,  memang mendapatkan jadwal vaksinasi Covid-19 yang kedua hari ini. Lokasinya di Kementerian Pertanian. 

Yang pertama sudah dilakukan dua minggu sebelumnya di lokasi yang sama. Saat itu, kebetulan saya ada agenda pertemuan di Cilandak Town Square (Citos) hingga sore.

Membaca chat itu, saya pun menghentikan ketikan saya yang baru beberapa kata. Saya memang belum mendapatkan jadwal vaksin lagi setelah sempat gagal divaksin pada bulan lalu.

Sebenarnya sih, saya sudah mendaftar di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk gelombang berikutnya, tapi belum ada informasi selanjutnya lagi.

Baca juga:
Saya Gagal Vaksinasi Covid-19, Ini Penyebabnya

Saya bilang sudah tidak bernafsu lagi untuk divaksin. Biarlah, saya akan mengandalkan daya tahan tubuh saya. Kegagalan vaksin tempo lalu bete-nya masih terasa. Ya ampunnn..., sampai sebegitunya ya saya.

"Ah, gue udah kagak nafsu", kata saya.

Kebetulan di group yang hanya beranggotakan 9 orang itu, ada tiga kawan lain yang belum vaksinasi. Selain saya, juga Dewi Syafrianis, Stevani Elizabeth, dan Ashriati.

Tadinya, saya enggan ke sana, tapi karena terus disemangati oleh dua kawan saya yang tengah mengikuti vaksinasi Covid-19 tahap 2, akhirnya saya berubah pikiran.

Ya, sudah tidak ada ruginya juga. Kebetulan Rabu (24/3/2021) jadwal kontrol saya di RS Hermina Depok, jadi sekalian saya minta surat rekomendasi dokter bahwa saya memang boleh divaksin Covid-19.

Saya pun segera mandi. Setelah rapi, saya pun diantar suami menuju Stasiun Citayam, nanti saya turun di Stasiun Tanjung Barat, terus naik ojek.

Saya tiba di Kementerian Pertanian tepat saat petugas mengumumkan pendaftaran vaksinasi akan dilanjutkan setelah para petugas ishoma (istirahat, sholat, makan). Dan, pukul 1 siang proses vaksinasi akan kembali dilanjutkan setelah ruangan disemprot disinfektan.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Tapi oleh petugas, saya diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendaftaran. Suhu tubuh saya pun cek, dan hasilnya normal. Saya lalu diminta mengisi lembaran skrining yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang sama persis dengan yang sebelumnya. 

Jika sebelumnya kan petugas yang mengisi, kalau yang ini saya sendiri yang mengisi dengan memberikan centang pada kolom "ya" atau "tidak" atas jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu.

Lalu saya diminta ke ruangan skrining berikutnya yang cukup luas. Di sini, data saya diinput oleh petugas. Nama, alamat, dan nomor kontak.

Kemudian, saya diminta ke ruang skrining berikutnya yang juga cukup luas. Di sini, suhu tubuh saya kembali dicek, dan tekanan darah saya diperiksa. Hasilnya normal.

Petugas lantas meminta saya ke ruangan vaksinasi setelah lembar skrining diberi catatan "bisa divaksin". Di sini, ada 10 bilik vaksin. Sehingga antrian tidak perlu menunggu terlalu lama. Tidak sampai 15 menit saya menunggu.

Di bilik vaksin, prosesnya tidak lama. Mungkin hanya 1 menit. Yang disuntik lengan kiri atas. Saya tanya mengapa harus lengan kiri, katanya SOP-nya begitu.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Mengapa lengan kiri, katanya sih lebih karena dominannya kita menggunakan tangan kanan. Jadi, jika terjadi efek samping di tangan akibat penyuntikan tidak mengganggu aktivitas kita.

Setelah divaksin saya diminta menunggu di ruang observasi. Karena tidak ada keluhan atau efek yang saya rasakan, maka saya pun dipersilakan keluar setelah saya menerima lembaran kertas yang menyatakan saya sudah divaksin pertama.

"Ibu ada keluhan nggak?" tanya petugas, yang saya jawab, "tidak ada"

"Ibu divaksin tahap 2 tanggal 10 April ya, di sini juga. Diingat ya bu, jangan sampai lupa",  kata petugas.

Karena selesai vaksin, masih waktunya istirahat, saya pun meminta kawan saya, Dewi Syafrianis, untuk segera menyusul ke sini. Dan, Alhamdulillah terkejar juga.

Ah legaaaa...akhirnya saya sudah divaksin juga. Terlebih saya belum mendaftar, main datang saja. Sebenarnya ini ditujukan khusus untuk pegawai dan keluarga Kementerian Pertanian. Karena saya termasuk mitra Kementerian Pertanian yang ditugaskan di sini, maka saya termasuk bagian darinya.

Oh iya, saya sih tidak merasakan disuntik seperti apa. Mungkin karena sudah terbiasa ditusuk jarum suntik, jadi reaksi tubuh ya biasa-biasa saja.

Selama pengobatan kanker saya, sudah tidak terhitung berapa kali jarum suntik menusuk kulit saya. Ada yang di tempat berbeda, ada di tempat yang sana. 

Sebelum operasi saja sudah beberapa kali pemeriksaan cek laboratorium dan biopsi. Saat 25 kali radioterapi juga begitu. Setiap usai 5 x radioterapi, periksa darah. 

Belum lagi saat 14 kali kemoterapi. Beberapa hari sebelum kemoterapi, saya harus cek laboratorium dulu. Kalau hasilnya normal, baru deh tindakan kemoterapi. 

Saat kontrol juga beberapa kali harus melewati pemeriksaan yang melalui jarum suntik. Karena keseringan, mungkin tubuh saya mulai lupa bagaimana rasanya sakit tertusuk jarum.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Sejauh ini sih, saya tidak merasakan efek apa-apa, seperti mual, lengan pegal, meriang, seperti yang diceritakan kawan-kawan saya. Saya sih berharap semoga saja saya tidak mengalami sebagaimana cerita yang saya dengar itu. 

Progran vaksinasi Covid-19 ini, menurut saya, sangatlah penting. Bukan hanya untuk melindungi kita dari Covid-19, tetapi juga memulihkan kondisi sosial dan ekonomi.

Terlebih vaksinasi Covid-19 bertujuan untuk membuat sistem kekebalan pada tubuh kita mampu mengenali dan dengan cepat melawan virus penyebab Covid-19. Sehingga  akhirnya menurunnya angka kesakitan dan angka kematian akibat virus ini.

Meski tidak 100% bisa melindungi seseorang dari infeksi virus Corona, vaksin ini dapat memperkecil kemungkinan terjadinya gejala yang berat dan komplikasi akibat Covid-19.

Bagi saya, vaksinasi Covid-19 itu bukan tentang kekebalan pribadi atau kekebalan perorangan, tetapi juga diharapkan dapat membangun kekebalan komunitas herd immunity.

Dengan terbentuknya kekebalan komunitas diharapkan bisa melindungi orang-orang yang tidak atau belum divaksinasi. Itu sebabnya mengapa vaksinasi ini begitu penting. 

Jadi, tidak perlu takut divaksin. Toh, vaksinasi sendiri adalah sesuatu yang sangat akrab dalam kehidupan kita. Dari kita masih bayi, hingga seusia ini.

Semoga negeri ini segera terbebas dari "penjajahan" Covid-19 dan menjadi negata "merdeka" dari segala macam penyakit. Aamiin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun