Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ketika Saya Terkena TBC

24 Maret 2021   14:24 Diperbarui: 24 Maret 2021   23:00 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengidap TBC (sumber: shutterstock.com via health.kompas.com)

Meski saya sudah dinyatakan sembuh, tapi fungsi paru-paru saya mulai berkurang karena bakteri sudah menggerogoti paru-paru saya. 

Bentuknya juga tidak utuh. Paru-paru saya menjadi bopeng. Begitu penjelasan dokter sambil memperlihatkan hasil rontgen saya.

Dokter pun meminta saya untuk menjaga kesehatan. Kalau saya terkena TBC lagi pengobatannya menjadi lebih lama lagi, bisa sampai 1 hingga 2 tahun, bahkan bisa di rumah sakit khusus.

Pada peringatan Hari TBC Sedunia yang jatuh pada hari ini, Rabu (24/3/2021), setelah mengumpulkan keberanian dan mengabaikan rasa malu, saya pun merasa perlu untuk berbagi pengalaman, agar orang-orang menyadari bahwa penyakit TBC masih mengintai kita.

Hal yang harus dipahami, TBC adalah salah satu penyakit kronis yang berbahaya bagi kesehatan. Penyakit ini jika tidak ditangani dengan segera bisa menyebabkan kematian. Bukan hanya itu, berbahayanya lagi karena potensi penularannya yang bisa menulari banyak orang.

Sebagai salah satu jenis penyakit berbahaya, dibutuhkan kesadaran dan pemahaman kita dengan baik mengenai penyakit ini. 

Terlebih pada 2019 tercatat penderita TBC di seluruh dunia sudah mencapai angka 10 juta. Bahkan pada tahun yang sama, sebanyak 1,4 juta penderita telah meninggal akibat penyakit yang menyerang organ paru-paru ini.

Bagaimana dengan di Indonesia? Pada 2020 Indonesia menduduki urutan ke-3 dari jumlah penderita TB di dunia.

Peringatan Hari TBC Sedunia ini karena pada tanggal 24 Maret 1882 Dr. Robert Koch mengumumkan penemuan Mycobacterium Tuberculosis, yaitu bakteri yang menjadi penyebab tuberculosis (TBC).

Peringatan Hari TBC Sedunia kali ini bertema "The Clock is Ticking". Yang menjadi tanda peringatan bahwa dunia sudah kehabisan waktu untuk bertindak memberantas penyakit TBC secara global. 

Sebab, setiap hari hampir 4.000 orang meninggal karena TBC dan hampir 28.000 orang jatuh sakit karena penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun