Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

GeNose C19, Alat Pendeteksi Covid-19, Segera Dipakai di Masjid untuk Ibadah Ramadan

21 Maret 2021   08:01 Diperbarui: 21 Maret 2021   08:52 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kesempatan itu, menristek memperkenalkan GeNose, produk hasil anak bangsa. Dijelaskan, GeNose ini dulunya sebenarnya bernama e-nose atau hidung elektronik yang ditemukan sejak 2010 oleh dua ilmuwan UGM. 

GeNose C19 adalah hidung elektronik yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk deteksi Covid-19 yang lebih cepat dan akurat. Pada mulanya, alat ini digunakan untuk mendeteksi orang yang terkena penyakit TBC.

Menristek menjelaskan, pada waktu itu, pasien TBC baru mengetahui terkena TBC saat kondisinya sudah parah dan berbahaya. Alat ini hadir untuk mengantisipasi dari awal sehingga TBC tidak parah. 

Berhubung pada 2020 ada Covid-19, maka alat ini dimanfaatkan untuk mendeteksi adanya Covid-19. Pada Oktober 2020, alat yang dikembangkan oleh Prof. Dr. Eng Kuwat Triyana bersama timnya ini sudah menjalani uji diagnostik.

"Dalam perjalanannya, karena ini memakan waktu yang sangat panjang, sehingga e-nose yang untuk TBC sementara dialihkan dulu untuk Covid19. Mengapa bisa dialihkan cepat? Karena ini tidak hanya inovasi anak bangsa, namun inovasi anak bangsa menggunakan bahan terkini yaitu Revolusi Industri 4.0," kata Bambang. 

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
GeNose ini juga memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan. Dari waktu ke waktu, dengan semakin banyaknya data yang terekam, maka akurasi genose akan semakin membaik. 

Sebagaimana dijelaskan menristek, alat pendeteksi virus corona ini bekerja melalui embusan napas yang menggunakan teknologi terkini, yaitu dengan teknologi revolusi industri keempat dan kecerdasan artifisial.

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan terdapat dalam GeNose mengambil data dari embusan napas manusia. GeNose C19 bekerja dengan mendeteksi pola senyawa VoC atau Volatile Organic Compound dalam embusan napas manusia.

GeNose C19 terhubung dengan sistem cloud computing melalui aplikasi berbasis kecerdasan artifisial untuk  mendapatkan hasil diagnosis secara real time. 

Pola VoC orang sakit dan orang sehat akan berbeda. Alat yang dilengkapi dengan 10 sensor utama ini, mampu mengukur perbedaan kadar VoC itu secara lebih sensitif. VoC terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama napas.

Untuk menggunakan GeNose, seseorang akan diminta untuk mengembuskan napas ke tabung khusus. Sensor-sensor dalam tabung kemudian mendeteksi VoC. Data yang diperoleh dari embusan napas, diolah dengan bantuan kecerdasan buatan hingga memunculkan hasil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun