Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Bajaj Riwayatmu Kini...

17 Maret 2021   20:53 Diperbarui: 18 Maret 2021   06:00 2746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di dalam bajaj (Dokumen pribadi)

"Saat itu, banyak supir bajaj berhasil menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi karena pendapatan yang diraih tergolong lumayan. Ya, kalau sekarang mah sepi", tuturnya.

Dulu, sebagai angkutan yang merakyat, kehadiran bajaj di ibu kota Jakarta menjadi primadona. Ketika pergi kuliah, beberapa kali saya menaikinya. Oh iya, uniknya kendaraan ini ialah jika ingin berbelok, supir bajaj mengeluarkan tangannya karena tidak ada lampu sein.

Kendaraan ini pun mampu mengantarkan penumpang sampai ke perkampungan yang sulit dijangkau oleh mobil. Seperti yang sering saya temui ketika tengah berada di suatu perkampungan. 

Waktu anak-anak masih kecil, beberapa kali saya ajak naik bajaj keliling Jakarta. Sepanjang perjalanan anak-anak saya tertawa karena badannya jadi bergetar saat kendaraan ini melaju. 

Seolah-olah ketika berada di dalam bajaj dunia berguncang. Dan setelah turun pun masih terasa getaran itu. 

Suaranya yang bising ternyata menjadi keseruan tersendiri bagi anak-anak. Terbukti, minta diajak lagi naik bajaj Hahaha...

Foto di dalam bajaj (Dokumen pribadi)
Foto di dalam bajaj (Dokumen pribadi)
Saya kalau naik "BMW" suka ketar ketir., terkadang supirnya ugal-ugalan dan melawan arah. Bajaj yang saya tumpangi pernah nyaris terserempet truk saat di kawasan Jakarta Barat. Saya sampai spot jantung.

Sekarang sepertinya bajaj merah tak ada lagi atau masih ada? Saya tidak terpikirkan untuk menanyakan hal ini pada Pak Soleh. Mau warnanya merah, biru, hijau, orange atau kuning sekali pun sepertinya tidak penting baginya.

Karena ia sendiri tidak berencana untuk beralih pekerjaan, mengingat dirinya tidak memiliki keterampilan lain apalagi sudah berumur. Apa lagi yang bisa dikerjakan?

Menjadi supir bajaj menjadi satu-satunya sumber penghasilannya yang ia alokasikan untuk dirinya dan keluarganya. Istrinya tidak bekerja, jadi otomatis hanya mengandalkan penghasilannya sebagai supir bajaj.

Menurut pengakuannya, sepinya penumpang bukan semata-mata karena dampak pandemi Covid-19, tetapi juga oleh ramainya pengguna transportasi dalam jaringan (daring) atau online. Terlebih tarifnya yang lebih murah dibanding bajaj.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun