Enakkk...! Membuat mata saya jadi melek. Bumbu sambal kacangnya juga enak. Tidak terlalu pedas. Paslah di lidah saya. Sepiring rujak habis saya makan menyisakan bumbu kacang yang mencair, yang juga saya habiskan hahaha...
Sejatinya rujak enaknya kalau dimakan ramai-ramai sambil berbagi cerita dan gelak tawa. Tangan-tangan ramai menyerbu rujak. Dalam waktu sekejab, rujak tuntas tidak bersisa. Namun berhubung masih Covid-19, maka saya makannya sendirian saja.
Rujak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah makanan yang dibuat dari buah-buahan kadang-kadang disertai sayuran yang diiris (ditumbuk dan sebagainya ), kemudian diberi bumbu yang terdiri atas asam, gula, cabai, dan sebagainya.
Pernahkah terpikirkan bahwa rujak bukan sekedar kuliner? Bagi saya sendiri sepiring rujak ini bukan sekedar sekumpulan buah-buahan yang mengandung berbagai vitamin, mineral, serat pangan, dan komponen antioksidan.
Bukan hanya menjadi santapan yang dianjurkan karena mengandung berbagai zat gizi yang baik bagi manusia, yang berperan penting dalam menunjang kesehatan dan kebugaran tubuh.
Dalam sepiring rujak ini, menurut saya, ada pelajaran hidup di dalamnya. Ada nasihat hidup yang bisa diresapi. Bahwa kehidupan yang kita jalani itu tidak selalu manis. Terkadang juga harus dilalui dengan berliku. Ada rasa kecut, hambar, pedas, pahit. Ada kebahagiaan, ada kesedihan. Segala rasa kehidupan itulah yang membuat hidup menjadi lebih indah.
Bagaimana pun untuk menjadi dewasa dalam memaknai arti kehidupan, tak hanya manis saja yang ingin kita rasa. Terkadang pula dibutuhkan kepahitan, kegetiran, kesakitan, kesedihan, kegagalan. Dari berbagai kegetiran itu justeru membuat kita kuat dan lebih dewasa.
Seperti halnya rujak, meski beragam rasa, tetap saja bisa kita nikmati, bahkan hingga tetesan terakhir. Begitulah dengan kehidupan yang kita lakoni, tetap harus dijalani apapun itu rasanya. Sekalipun kecut dan pedas, rujak tetap terasa enak dan menyegarkan.
Untuk menuju kebahagiaan atau kesuksesan tidak bisa didapatkan secara instan. Perlu perjuangan untuk bisa sampai ke gerbang kebahagiaan. Yang jika kita sikapi dengan bijaksana pada akhirnya yang kita temukan adalah indah pada waktunya.
Begitulah... Â
Bagaimana menggugah selera bukan? Selamat menikmati sepiring rujak...