Kanker serviks tidak sedikit juga dialami oleh perempuan berumur 35 tahun ke atas. Ada juga di atas umur 50 tahun, bahkan sudah nenek-nenek meski mereka sudah tak memiliki suami.
Di Indonesia, kasus kejadian dan kematian akibat kanker serviks menduduki peringkat kedua setelah kanker payudara. Dengan rincian kanker payudara sekitar 58.000 kasus, kanker leher rahim 32.000 dalam setahun.
Karena itu, penting untuk menjalani pemeriksaan pap smear secara berkala. Dengan menjalani pap smear atau pap test secara rutin, kondisi leher rahim dapat dipantau dan kanker serviks dapat terdeteksi secara dini.
Kanker serviks diakibatkan oleh virus human papilloma virus (HPV), yang perjalanannya memakan waktu 10 hingga 20 tahun sejak terkena virus melalui tahapan-tahapan. Kanker serviks yang baru ditangani setelah munculnya gejala bisa dianggap sudah terlambat.
Di sinilah pentingnya pemeriksaan pap smear secara berkala, agar kelainan sel di leher rahim yang berisiko menjadi sel kanker dapat terdeteksi sejak di dini.
Saya sendiri mulai rutin periksa kondisi leher rahim dan rahim saya ketika hasil MRI perut menunjukkan ada benjolan yang dicurigai ganas.
Oleh dr Carolina, saya diminta untuk diperiksa dengan USG kandungan seperti yang disarankan yang belakangan saya tahu namanya USG Transvaginal. USG-nya dilakukan di kamar 1 Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSCM.
Pemilihan USG ini agar dokter memperoleh gambaran hasil pemeriksaan yang lebih rinci seputar organ reproduksi perempuan, meliputi vagina, rahim, saluran telur, indung telur, hingga leher rahim.
Setelah diperiksa hasilnya Alhamdulillah semuanya baik-baik saja. Dokter memastikan kondisi saya baik-baik saja sambil memperlihatkan layar seperti komputer. Tidak ada keganasan seperti yang saya khawatirkan sebagaimana merujuk hasil USG perut dan MRI.
Bagaimana dengan mammografi? Mammografi adalah tes pemindaian yang dilakukan untuk menangkap gambar jaringan payudara dengan menggunakan teknologi foto Rontgen.
Mammografi digunakan sebagai alat untuk memeriksa dan mendeteksi berbagai bentuk kelainan pada payudara, seperti kanker payudara, tumor, kista payudara, atau penumpukan kalsium (kalsifikasi) pada jaringan payudara.