"Spiritulitas terbukti memiliki nila-nilai yang penting bagi peneguhan kesehatan mental. Artinya, terdapat kaitan sangat kuat antara nilai-nilai spiritualitas dan kesehatan mental," jelas penulis buku "Tuhan dalam Otak Manusia: Mewujudkan Kesehatan Spiritual Berdasarkan Neurosains", dan sejumlah buku lainnya ini.
Kesehatan spiritual mencakup mental yang sehat, ketenangan hati, pikiran atau perasaan dari rasa cemas, was-was dan ketakutan yang berlebihan. Juga mencakup bersihnya hati dari penyakit-penyakit hati seperti iri, dengki, sombong, takabur, atau lainnya.Â
"Yang paling penting lagi yaitu dekatnya individu dengan sang penciptanya melalui rutinitas ibadah ritual keagamaan," katanya.
Sementara itu, psikolog Dinuriza Lauzi, S.Psi, M.Psi menyampaikan, pendekatan spiritual. bisa menjadi cara yang ampuh dalam proses perawatan penyembuhan pasien. Pendekatan spiritual mengintegrasikan dimensi psikologis dan spiritual untuk menyembuhkan, dengan memberikan pertumbuhan pribadi yang lebih positif.Â
"Kalau kita perhatikan pendekatan pasien dengan Tuhannya dengan menjalankan keyakinannya dapat mendorong seseorang atau pasien menjadi lebih baik," tutur Nisa yang juga pakar psikospiritual saat berbicara dalam webinar yang sama.
Menurut Dinuriza Lauzi, proses pendekatan spiritual penyintas Covid-19 memberikan pengaruh untuk menenangkan jiwa dan menenangkan gejolak ketakutan. Sehingga diharapkan, ketika pasien harus menghadapi suatu tindakan medis seperti operasi, maka pasien sudah memiliki kepasrahan total kepada pencipta.
"Hal semacam ini yang muncul dari pasien, seperti pasrah dan tidak percaya. Bahkan merasa down. Kuncinya di self talk, adanya dialog vertikal antara pasien dengan Tuhannya. Di sinilah pasien curhat," ungkap psikolog yang aktif dalam kegiatan Lembaga Perlindungan Korban dan Saksi (LPSK), ini.
Sejauh ini, dia melihat pendekatan spiritual untuk pasien Covid-19 memiliki banyak kesembuhan. Karena pendekatan tersebut mendekatkan diri lewat ketenangan dari gejolak. Pasien pun mulai menerima tiap kondisi dengan penuh keyakinan, seperti berkomunikasi lewat hubungan vertikal sesuai dengan keyakinannya.
Psikolog yang akrab disapa Niza ini menyampaikan ada empat hal yang bisa dilakukan dalam penanganan pasien Covid-19 (dan non Covid-19). Pertama, memberi dorongan doa yakni bagaimana memberikan program pada pasien atau sebaliknya, pasien membuat program untuk dirinya sendiri.
Tenaga kesehatan di rumah sakit bisa memberikan semacam motivasi pada pasien agar melakukan program pada dirinya sendiri agar dia merasa memiliki ketenangan. Bisa dengan ayat-ayat suci al-qur'an atau kitab suci lainnya.
Kedua, afirmasi yakni bagaimana menyampaikan berulang-ulang setiap bangun tidur misalnya hadist apabila pasien muslim untuk meningkatkan ketenangan dan harapannya.Â