Berdasarkan apa yang saya pahami, kita berkewajiban untuk menghormati dan memuliakan tetangga. Â Salah satu caranya, dengan gemar memberi kepada tetangga. Ini adalah ungkapan penghormatan kita kepada tetangga.
Bertetangga adalah tanda manusia hidup saling berdampingan. Dan, tetangga adalah orang yang terdekat dalam kehidupan kita. Ketika kita keluar rumah, rumah-rumah tetangga yang kita lewati itulah yang terdekat dalam kehidupan kita. Karena itu, kita harus bisa hidup rukun dengan tetangga.
Seberapa dekat kita dengan tetangga? Dalam agama yang saya anut, kedudukan tetangga sangat tinggi. Rasulullah SAW bahkan mengaitkan kesempurnaan keimanan seseorang dan hari akhir dengan sikap memuliakan tetangga.
Sebagaimana Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia memuliakan tetangganya." (HR. al-Bukhari no. 6019, dari sahabat Abu Syuraih radhiyallahu 'anhu)
Begitu pula yang dikisahkan Dari Abu Zar ra, yang katanya: "Rasulullah SAW bersabda: "Hai Abu Zar, jikalau engkau memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan saling berjanjilah dengan tetangga-tetanggamu -- untuk saling beri-memberikan". (HR Muslim)
Dari hadist ini, kita disunnahkan untuk berbuat baik dengan tetangga. Salah satunya dengan memberi makanan pada tetangga.
Menurut saya memberi makanan adalah kebiasaan yang sarat dengan nilai silaturahim, bahkan pembuka pintu-pintu rezeki. Dengan saling menukar makanan atau sekedar memberi tanpa balas, maka kita berarti sudah membangun keakraban.Â
Bisa jadi, itu yang membuat selama 16 tahun saya tinggal di kompleks ini, hubungan antartetangga adem ayem saja, akur-akur saja, rukun-rukun saja.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H