Sementara tetangga jauh saya, yang pengusaha "Badendang" itu mampir ke rumah sehabis berbelanja sayuran. Saya memang memintanya mampir setelah ia menjawab "mau" atas tawaran pisang saya. Biasa, sambil mengobrol-ngobrol di ruang dapur.
Setelah kawan saya pulang, tak lama anak tetangga depan rumah datang membawakan beberapa potong gorengan bakwan dan tempe goreng yang mirip mendoan, yang masih hangat.
"Ini dari bunda," katanya. Wah, saya sebenarnya tidak berharap akan mendapatkan balasan seperti ini. Saya murni ingin berbagi tanpa mengharap balasan. Tapi, masa iya saya harus menolaknya? Kan rejeki tidak boleh ditolak. Iya, kan?
Alhamdulillah... Saya pun mengucapkan terima kasih. Kebetulan, bakwan adalah kesukaan saya, apalagi kalau dalam keadaan hangat. Lidah dan perut saya pasti tidak menolak. Ditambah pedasnya cabai rawit menambah kehangatan di antara dingin yang menusuk kulit.
Selepas maghrib, anak kawan saya yang tetangga jauh itu mampir membawakan kolak pisang dicampur ubi dan singkong di dalam wadah berwarna hijau. Wah..., kenapa jadi dibalas begini. Padahal, saya kan pure memang ingin berbagi. Mau ditolak, ya tidak enak. Rejeki kok ditolak.Â
Alhamdulillah... Saya pun mengucapkan terima kasih. Kebetulan si kecil memang doyan kolak. Jadi, dimakanlah oleh anak bungsu saya sebelum tidur.
Berbagi makanan dengan tetangga, menurut saya, adalah cara mudah untuk dekat dan akur dengan tetangga. Menjaga kerukunan dengan tetangga juga penting kita perhatikan. Kita tidak mungkin juga kan tinggal sendiri tanpa orang lain?
Hidup akur dengan tetangga bisa dimulai dengan hal kecil seperti berbagi makanan.
Terkadang juga saya dan suami memberikan oleh-oleh sepulang dari dinas luar kota. Atau membagikan buah rambutan yang matang yang tumbuh di depan rumah.
(Tidak melulu berbagi makanan juga sih. Bertanya kabar, menegur tetangga, menjenguk saat sakit, mengobrol, meminjamkan sesuatu, mengantarkan jenazah tetangga yang meninggal, juga bisa membuat hubungan pertetanggaan yang dibina kian akur dan rukun)
Hidup akur dan rukun dengan tetangga memang menjadi suatu keharusan. Karena kalau terjadi apa-apa dengan kita, tetanggalah orang pertama yang menolong kita. Bukan saudara atau teman sosial kita.