Ya memang sebagian besar dari varietas kedelai unggul ini telah diperkenalkan kepada para petani sesuai dengan karakteriktik lahan. Itu setelah melalui program pendayagunaan hasil litbang iptek nuklir yang bekerja sama dengan pemerintah daerah dan perguruan tinggi.
Namun yang menjadi persoalan bahwa peningkatan produksi kedelai tidak hanya ditentukan oleh jenis varietasnya saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti teknik budi daya, ketersediaan lahan, dan harga kedelai di tingkat petani.Â
Di sinilah dibutuhkan kebijakan dari kementerian terkait dan pemerintah daerah mengingat itu bukan ranah kewenangan BATAN. Tentu saja agar produktivitas kedelai secara nasional benar-benar bisa meningkat.
Deputi Pendayagunaan Teknologi Nuklir, Totti Tjiptosumirat, yang juga dihadirkan dalam pertemuan daring itu, menyampaikan, pada 2020, pemerintah melalui Kementerian Pertanian menargetkan peningkatan produksi kedelai 7% yakni dari 358.627 ton pada 2019 menjadi 383.371 ton pada 2020.Â
Untuk mencapai hal ini, pemerintah membuat program 300.000 ha di 21 provinsi ditanami kedelai. Dan, BATAN turut berkontribusi dalam penyediaan benih unggul kedelai hingga mencapai 5 ton. Benih kedelai saat itu yang tersedia adalah varietas Anjasmoro, Grobogan, dan Mutiara 1.
"Benih FS Mutiara 1 yang disiapkan oleh BATAN pada akhir tahun 2018 lebih kurang
5 ton. Memang belum mencukupi untuk ketersediaan kedelai secara nasional," ungkap Totti.
Namun, BATAN serius untuk bisa membantu pemerintah. Keseriusan ini dibuktikan dengan melepas 4 varietas tanaman kedelai pada dua tahun terakhir, yaitu varietas Kemuning 1 (kandungan protein 39,4 persen, kandungan lemak sebesar 15,89 persen) dan Kemuning 2 untuk kedelai tahan cekaman dan varietas Sugentan 1 dan Sugentan 2.
Peneliti BATAN, Arwin mengatakan, varietas unggul kedelai Sugentan 1 dan Sugentan 2 hasil perbaikan varietas yang telah ada sebelumnya yakni Argomulyo. Dengan penyinaran radiasi gamma pada dosis 250 gray, didapatkan varietas baru yang mempunyai karakter lebih baik dibandingkan varietas induknya.
Dia menjelaskan, dibandingkan dengan induknya, Sugentan mempunyai beberapa keunggulan. Di antaranya umur tanamnya super genjah yakni sekitar 67-68 hari lebih cepat dibandingkan induknya yang mencapai umur antara 86-87 hari.Â
Produktivitasnya juga lebih tinggi yakni 3,01 ton per ha dengan rata-rata 2,7 ton per ha, sedangkan  induknya pada kisaran 2,2-2,4 ton/ha.