Nah, kalau suami baru bereaksi dua hari setelah isolasi mandiri. Punggungnya bintik-bintik kecil hampir di seluruh punggung yang disertai rasa gatal, demam dan pegal-pegal. Semula saya mengira alergi, tapi kalau alergi kan tidak disertai dengan demam. Jadi, kemungkinan disebabkan oleh virus atau bakteri.
Ya, saya obati dengan persedian obat yang ada di rumah. Paracetamol dan bedak gatal. Setiap hari minum susu hangat dan air minum hangat. Tak lupa minum vitamin C dan vitamin D yang saya dapatkan dari relasi.Â
Alhamdulillah hari ini sudah lebih membaik dibanding kemarin.Jadi, menepis kekhawatiran kami bahwa terpapar Covid-19. Terlebih indra pengecap suami masih berfungsi dengan baik. Masih bisa merasakan ini manis, asin, atau pahit. Pokoknya tidak mati rasa.
Menurut saya, penting melakukan isolasi mandiri usai mengisi liburan akhir tahun untuk menekan penyebaran Covid-19. Terlebih jika kita bepergian ke wilayah zona oranye dan atau merah.
Perlu membangun kesadaran lebih dari masyarakat untuk menerapkan isolasi mandiri guna mencegah penyebaran Covid-19. Meski angka penyembuhan lebih tinggi dari pada angka kematian, namun, untuk mengantisipasi tetap perlu kesadaran isolasi mandiri dan menjaga jarak antarsatu dengan yang lain.
Kebetulan selama sepekan ini pekerjaan saya masih santai dan bisa dikerjakan di rumah. Suami juga mengerjakan tugasnya dari rumah. Seperti hari-hari sebelumnya.
Pemerintah memang telah mewajibkan bagi orang yang baru pulang dari berpergian ke luar kota wajib melakukan PCR test atau swab antigen. Selain demi menekan angka pasien positif yang terus bertambah, PCR test atau swab antigen juga bermanfaat untuk deteksi dini atau memastikan kesehatan dan keselamatan bersama.
Usai isolasi mandiri, baru kami memutuskan untuk rapid test antigen untuk memastikan kami baik-baik saja. Demikian laporan saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H