Sebagaimana namanya, ini adalah padang pasir yang membentang luas di kawasan wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Padang pasir dengan luas 5.920 hektar ini menjadi pemandangan alam yang tidak didapatkan di sekitar pegunungan lain yang ada di Indonesia.Â
Itu sebabnya, Taman Nasional Tengger Semeru dinobatkan sebagai satu-satunya kawasan pegunungan yang memiliki lautan pasir yang luas di Nusantara.
Berdasarkan sejarah gunung Bromo, lautan pasir yang terbentuk di lokasi wisata Bromo ini adalah karena adanya letusan kecil dua gunung yang saling berhimpitan. Material vulkanik yang terlempar ke tenggara membentuk lembah besar dan kaldera.
Karena dalamnya kaldera, maka materi vulkanik dari letusan lanjutan menumpuk di dalam dan embentuk lautan pasir. Diberi nama Pasir Berbisik karena hembusan angin kencang yang meniup pasir-pasir di area ini menyebabkan butiran-butiran pasir beterbangan ke udara.
Gesekan antar butiran pasir menimbulan suara desis layaknya manusia yang sedang mengeluarkan suara bisikan. Area ini semakin terkenal setelah Film "Pasir Berbisik" yang dibintangi Dian Sastro Wardoyo, film yang juga saya tonton, "meledak" di pasaran. Film karya sutradara Nan Achnas ini diproduksi pada 2001.
Setelah memuaskan diri berfoto dan menikmati pemandangan di sekitar, kami pun dibawa ke area kaki gunung Bromo dan gunung Batok. Sayangnya, pengunjung tidak diperkenankan untuk mendaki area kawah karena terjadi aktivitas vuklanik. Batas radius aman adalah 1 kilometer dari kawah.
Katanya, kalau kami datang pada Sabtu atau Minggu kemarin, pendakian menuju kawah Gunung Bromo masih dibuka. Sayang juga ya, sudah sampai di sini tidak bisa mendaki. Padahal anak saya sudah membayangkan bisa berada di area kawah.
Dari deretan gunung tersebut, hanya Gunung Bromo satu-satunya yang masih aktif. Suhu udara di puncak Gunung Bromo berkisar 5-18 derajat Celcius.
Untuk memuaskan anak-anak menikmati pemandangan di sini, saya pun mengajaknya untuk menunggang kuda. Dengan tarif Rp100.000 per kuda dengan rute hingga ke kaki gunung Bromo lalu balik ke tempat semula. Ketika sampai di kaki Gunung Bromo, terlihat jalur pendakian memang ditutup.
Oh iya, di tengah-tengah kawasan ini terdapat Pura Luhur Poten Bromo, tempat persembahyangan masyarakat Hindu Tengger yang tinggal di kawasan Bromo-Tengger. Katanya, orang Bali banyak tinggal di kawasan Bromo.